Title : its all lies
Author
:honey_fah minna
Cast : Lu han ( Exo M), Ji yeon (
T-Ara), Kris (Exo M)
Support : si won (suju), jong up (b.a.p), zi tao (exo
m)
Genre : Romance
Length : one shoot
Rating : PG 15
Ost : Its all lies by B.A.P
Pagi itu,,
Pelan
dan berirama, roda sepeda itu berputar menyangga beban diatasnya. Melaju dengan
mulus diatas jalan bebas kerikil menuju gangnam high school. Sepeda roda dua
itu dikendarai oleh seorang pria dengan wanita yang diboncengnya. Ya mereka
memang sepasang kekasih, kedua tangan wanita itu memegang erat ke pinggang si
pria.
“ ji yeon ah, apa kau
tidak malu naik sepeda butut ini dengan ku? Tanya si pria
“Hei Lu han ah, aku
tidak malu, kau kan kekasih ku, lagian sepeda ini sama sekali bukan sepeda
butut, apa kau sedang bermajas?”ucap je yeon sambil mengeratkan tangannya ke
pinggang luhan
Akhirnya
sepeda itu menginjak tanah Gangnam high school. Sekolah 4 lantai itu sangat
mega. Rumput hijaunya akan menyejukkan matamu seandainya kau dapat melihat nya.
Di sekolah itu hanya luhan saja satu-satu nya siswa yang mengendarai sepeda.
Luhan memang tidak kaya seperti anak-anak lain tapi ia mampu masuk ke sekolah
elit itu karena bantuan otaknya yang cerdas. Sedang jiyeon adalah primadona
sekolah itu, banyak pria memujanya, secara ekonomi keluarga jiyeon juga tidak
terlalu kaya, hausnya ia bisa memilih pria yang lebih kaya, bukannya luhan.
Apakah hanya karena wajah rupawan luhan, Ah entahlah.
Sepasang
kekasih itu bergandengan tangan menuju kelas mereka, ya karena mereka memang
sekelas. Sepanjang lorong panjang menuju kelas, banyak pria memandang sinis
mereka berpikir bagaimana bisa gadis pujaan mereka bisa menyukai pria miskin
seperti luhan.
Sesampai
dikelas mereka dilantai dua, kelas XII A, kelas itu terdiri dari 20 siswa dengan
otak super termasuk luhan dan ji yeon.
“jiah, jie, jie
pasangan kelas kita datang” ujar salah satu siswa bernama jongup
“Heh kau! Bersikaplah
biasa, kekanakan sekali! “ujar ji yeon ketus menampilkan wajah cantik nan galak
yang dimilikinya, hingga siswa bernama jong up itu diam seketika. Luhan hanya
bisa tersenyum simpul melihat ekspresi kekasihnya itu. Ia segera menarik lengan
jiyeon untuk menduduki bangku kesayangan mereka tepat dihadapan meja guru.
Luhan melirik ke arah jam tangannya yang ternyata masih menunnjukkan pukul
10.35 dan segera beranjak pergi dari bangkunya.
“luhan ah kau mau
kemana?aku mau pinjam catatan fisikamu kemarin aku kan tidak ikut pelajaran
fisika si won saem “pinta jeyeon
“Eh kau tidak pinjam
catatan zi tao saja punyanya lebih lengkap “ujar luhan
“Ah tidak dia itu
pelit punyamu saja ya,,plis” pinta jiyeon kini dengan mimik memelas yang lucu
“Baklah kau ambil
saja ditas ku bukunya bersampul pink, aku mau ke toilet sebentar ya”
Tak menunggu aba-aba ji yeon
membuka tas luhan ia menemukan buku bersampul warna pink ‘ini pasti bukunya’ pikir jiyeon. Sebelum
menutup kembali tas luhan ji yeon melihat ada amplop putih tipis yang selebar
dan sebesar buku diktat, diluarnya tertulis label Gannam Hospital.
‘apa ini ya’ tanya jiyeon dalam
hati
Karena rasa penasarannya gadis
itu membuka perlahan tutup amplop besar itu yang ternyata sudah dibuka dan
tidak direkatkan lagi ada selembar kertas didalamnya. Dibacanya kertas itu
perlahan. Tulisan yang dibacanya benar-benar tak pernah diduga oleh jiyeon.
Membacanya membuat jiyeon tak mampu berekspresi apapun. Segera ia letakkan
kembali kertas itu ke dalam amplop dan dimasukkannya ke dalam tas luhan seperti
semula. Tak ada semenit setelahnya luhan kembali memasuki kelas bersamaan
dengan getar hp jiyeon, gadis itu mendapat short message.
From
: Kris
To
: ji yeon
‘kumohon
nanti ku jemput ya’
From
: ji yeon
To
“ kris
‘baiklah
oppa kali ini kuijinkan kau menjemputku’
Luhan kembali duduk di dekat
jiyeon , ia kembali dengan wajah sedikit pucat seperti orang habis lari 300
meter dan luhan melihat wajah jiyeon sedikit mengeras.
“kau kenapa ji yeon
ah? kau sudah menemukan bukunya kan? “tanya luhan
“ oh sudah ini kan
warnanya pink”ujar jiyeon sambil menunjuk buku catatan luhan yang tergeletak
dimeja.
“eh iya kau belum
menjawab pertanyaanku kau ini kenapa?mimik wajahmu sedikit berubah?
“tidak ada apa-apa,
hanya barusan aku dapat sms dari pamanku, nanti dia akan mejemputku jadi nanti
kau tak perlu mengantarku pulang luhan ah” ujar jiyeon tanpa ekspresi sambil
mengamati buku catatan luhan.
“warna sampulnya indah” ujar jiyeon sebelum
luhan sempat menjawab.
“oh itu, aku suka
warna-warna cerah, aku tidak suka warna gelap. Karena gelap itu berbau
kematian” ujar luhan sambil tetap tersenyum, senyuman hangat yang selalu ia
tunjukkan.
***
Pelajaran hari itu cukup
membosankan terutama bagi jiyeon. Ia berfikir pelajaran fisika yang siwon saem
ajarkan terlalu mudah. Maklum karena jiyeon menduduki peringkat dua di kelas
itu tentunya satu tingkat dibawah luhan. Walau guru fisika itu sangat tampan
tapi tetap membuat jiyeon bosan dan ia heran bagaimana bisa luhan tetap
antusias tingkat tinggi walau ia tahu luhan pasti sudah paham.
TET TET TET!!!! Bel sekolah itu
berbunyi akhitnya pelajaran hari itu selesai.
“huahhhh” saking
bosannya hingga jiyeon benar-benar mengantuk.
“kau ini mengantuk ji
yeon ah?’tanya luhan
“Eumm, iya fisika itu
terlalu mudah dan membosankan”
“oh iya kau bilang
tadi pamanmu akan menjemput, mungkin beliau sudah menunggu”
“iya tapi setidaknya
aku akan menemanimu menambil sepeda hehe”ujae jiyeon dengan senyum manisnya
Di tempat parkir
Ji yeon dan luhan berjalan
beriringan dimana luhan menuntun sepedanya di samping jiyeon
“luhan ah kau tak apa
kan?”tanya jiyeon tiba-tiba
“he?maksudmu??”
“Aniya,maksudku dari
tadi wajahmu itu terlluhat pucat, kau tidak sedang sakit kan?”
“oh sama sekali
tidak, kau tenang saja aku ini pria kuat yang tidak pernah sakit”
‘huh kenapa sih dia
tidak jujur padaku’batin jiyeon
Seiring mereka berjalan terlihat
didepan pintu gerbang sekolah audi hitam terparkir, mobil itu terlihat sangat
mewah.
“ luhan itu mobil
pamanku. Aku duluan ya bye!”ujar jiyeon sambil berlari
“ji yeon ah tunggu dulu,
aku………..”belum sempat dilanjutkan tubuh jiyeon kian menjauh dan ditelan oleh
audi hitam itu, luhan menuntunsepedanya keluar gerbang dan melihat mobil itu
telah melaju kencang. Ia mengirimkan message untuk jiyeon.
From : Luhan
To : Ji yeon
‘ji yeon ah nanti malam temui aku
ya, didekat air mancur warna, 300 meter dari rumahmu, aku tunggu’
Setelahnya luhan segera memacu
laju sepedanya ke suatu tempat.
Di dalam mobil audi
“kris oppa!kau lama
menungguku?”tanya ji yeon sumringah
“tidak kok, belum ada
10 menit” ucapnya sambil tersenyum senyum yang sangat indah,hingga membuat
wajah blasterannya yang tampan terlihat semakin tampan, andai kau dapat melihat
secara langsung mungkin kau akan pingsan. Kris adalah kakak kelas ji yeon
sewaktu SMP, ia sudah naksir ji yeon sejak dulu tapi gadis itu hanya memberi
harapan dan harapan hingga saat ini.
“oppa! Apa kau tidak
kuliah?”tanya ji yeon sambil membaca pesah yang diterimanya tanpa membalas
pesan itu.
“tidak, hari ini ku
khususkan untuk menjemput tuan putri”ujar kris hingga membuat wajah ji yeon
memerah
“eum ,,lelaki tadi
temanmu?yang menuntun sepeda?”tanya kris sambil tetap fokus menyetir
“oh dia,,dia itu
temanku, teman sekelasku”
“oo, aku kira dia
pacarmu, kau benar-benar belum punya pacar ji yeon ah?”
“ belum..ya!oppa
kenapa kau bertanya seperti itu?”ujar ji yeon sambil tersipu
“aku benar-benar
bahagia, karena itu berarti kau memang ditakdirkan untuk kumiliki”ujar kris
sambil menggenggem erat jemari gadis itu..
Antara senang dan sedih itulah
yang ji yeon rasakan. Ia senag karena ucapan kris barusan disisi lain ia
menjadi sedikit merasa bersalah pada luhan.
Sesampai di rumah ji yeon,
Rumah yang tidak besar, minimalis
tapi terlihat rapi dan indah dengan taman bunga didepannya. Kris turun lebih
dulu dan membukakan pintu mobil untuk ji yeon. Bagai tuan putri a turun dengan
anggun sambil menyambut uluran tangan dari kris.
“ji yeon ah nanti
malam aku ingin mengajakmu ke suatu tempat nanti kujemput jam 8 ya,OK!”
“eum baiklah oppa!”
ujar jiyeon langsung tanpa memikirkan hal lain.
***
“Aku
ingin kau menjadi milikku seutuhnya jiyeon ah”ujar luhan dalam hati
Kini ia berada disuatu tempat,
semacam toko yang lumayan besar, disana menjual aneka jenis pershiasan. Cukup
lama ia berada di toko itu dan entah apa yang dia beli,bahkan hampir satu jam
lebih ia berada didalam toko. Akhirnya luhan keluar dengan wajah yang sumringah,
ditangannya terdapat sepasang benda indah yang diletakkan disebuah kotak nan
cantik.
“
walaupun murah dan sederhana kuharap jiyeon akan menyukainya”pikir luhan
Perlahan luhan mengeluarkan
sebuah amplopputih didalam tasnya, menyobek isinya dan membuangnya ke tempat
sampah.”selamat tinggal, aku tak akan pernah percaya!”ujarnya kemudian dan dia
segera memacu laju sepedanya pulang.
***
Dikamarnya ji yeon merebahkan
tubuh langsingnya keatas ranjang, dipandanginya langit langit kamarnya yang
putih bersih. Ruang 3 x 4 meter dimana dia berada kini terasa sempit, sesempit
hati jiyeon saat ini. Disatu sisi ia senang kris mengajaknya pergi nanti malam,
di satu sisi ia sungguh sangat merasa bersalah pada kekasihnya luhan. Di tengah
lamunannya jiyeon meraih handphone dan membaca layar HP nya yang masih tertera
pesan luhan untuk menemuinya nanti malam.
“Ah
bagaimana ini ottokhajo?” tanya ji yeon pada diri nya sendiri
Jiyeon bangkit dan menuju
komputer yang telah terpasang modem di meja belajarnya. Di halaman google ia
ketikkan kata aneurisme. Mata ji yeon
terpaku lekat melihat layar komputer didepannya. Membaca artikel tentang apa
itu aneurisme, disana tertulis “aneurisme merupakan penyakit pembuluh darah
otak yang melembung seperti balon dan akan pecah bila terjadi tekanan kuat pada
pembuluh darah otak, maka dengan cepat penderita akan mengalami kesakitan luar
biasa dan akan menyebabkan kematian.” Ia berhenti membaca tulisan
mengerikan itu. Antara sedih dan marah itu lah yang kini jiyeon rasakan. Kenapa
ia harus marah itu karena luhan tak pernah jujur pada jiyeon tentang penyakit
itu dan sedih karena ia harus mengetahui kenyataan pahit bahwa kekasihnya
sedang sekarat,
“andwe! Kau tak boleh
mati luhan ah! Tapi aku tak ingin punya kekasih lemah dan sekarat sepertimu
luhan ah!”ujar jiyeon sambil menampilkan tampang frustasi yang tak dapat
diartikan.
**
Pukul 19.30 malam itu, masih
dikamar ji yeon
Diatas ranjang kecilnya,
berserakan potongan-potongan gaun malam. Dihadapan cermin ia mengepaskan sebuah
gaun pink cantik dan bleser putih di tubuhnya.
“kurasa
ini cocok dan akan kupakai”ucapnya dengan nada riang
Setelah cukup lama memoles wajah
cantiknya dengan make upia segera beranjak keluar kamar menemui omma nya.
“
omma! Aku ingin pergi dengan seorang teman malam ini!” ujar ji yeon kepada
ommanya yang tengah duduk didepan layar televisi. Selama ini jiyeon hanya
tinggal berdua saja dengan ibunya yang hanya mengandalkan usaha lundri pakaian
untuk bertahan hidup.
“
hei ji yeon ku sayang, kau akan berkencan ya?apa kau sudah punya pacar,
kenalkanlah pada omma”ucap omma jiyeon riang dengan wajah lembutnya.
Selama ini memang jiyeon tidak
pernah bilang pada ommanya bahwa selama ini ia berpacaran dengan luhan. Bahkan
saat luhan mengantar ji yeon ke rumahnya tak pernah ia berhenti didepan rumah.
“ah
omma! Dia itu masih berstatus sebagai teman kok”ujar jiyeon sambil tersipu.
Tak lama terdengar derungan mulus
mobil dari arah depan rumah ji yeon/
“
kurasa dia sudah datang, aku pergi omma” ujar gadis itu dengan nada semangat,
ia ingin melupakan luhan, yang sebenarnya jauh didasar lubuk hatinya ia masih
mencintai pria itu, tetapi lisannya mengingkari hal itu dan mencoba membuka
hatinya untuk kris.
***
Mata pria itu terpejam, menantang
angin malam, ditangannya tersemat kotak perhiasan yang sangat indah. Bibirnya
menyunggingkan senyuman tulus dari lubuk hatinya untuk menanti sosok gadis yang
akan menjadi miliknya seutuhnya.
“air
mancur warna, tempat ini dan bintang-bintang dilangit malam ini akan menjadi
saksi penyatuan cinta kita jiyeon ah, aku tak sabar untuk mendengarmu berkata
bahwa kau menerima cintaku seutuhnya dalam ikatan suci” gumam luhan pelan
sambil tetap terpejam”
Kini jam tangannya menunjukkan
pukul 20.40. sudah 40 menit luhan menunggu jiyeon yang tak kunjung datang. Tapi
dengan tekadnya luhan tetap menunggu.
***
Malam itu kris terlihat makin
tampan dengan setelan jas kemeja dan celana casual yang dikenakannya. Poni
rambutnya di pangkas habis, membuat wajahnya semakin cerah. Matanya kini
menatap ke mata ji yeon yang kini duduk dihadapannya. Restoran mewah ini di
kosongkan khusus untuk makan malamnya dengan ji yeon yang sangat dicintainya,
pelayan itu menuangkan anggur mewah ke gelas jiyeon dan kris.
“
ji yeon ah, gadis cantik sepertimu tidak adakah pria yang menginginkanmu
sebagai kekasih?”
“
ah kris oppa, kurasa aku hanya belum menemukan pria yang tepat saja”
Kris beranjak dari tempat
duduknya dan mengulurkan tangannya ke hadapan jiyeon, tubuhnya dibungkukkan.
“mari berdansa denganku tuan putri” ajak kris kemudian, masih dengan senyum
mautnya, hingga membuat ji yeon tak bisa menolak ajakannya. Musik mengalun
dengan ritme dan melodi yang pelan dan romantis. Tangan kiri ji yeon
menggenggam erat tangan kris dan tangan kanannya ia letakkan di pundak lelaki
itu. Mereka berdansa mengikuti alunan musik. Kris melingkarkan tangan kanannya
ke pinggang ji yeon, wajahnya didekatkannya ke telinga ji yeon dan berbisik.
“ji
yeon ah, aku sangat mencintaimu, maukah kau menadi kekasihku?” setelah
mendengarnya membuat ji yeon langsung menjauh dari kris.
“
tidak malam ini oppa, tolong beri aku waktu” ujar jiyeon sambil kembali duduk.
Wajah ji yeon menampakkan kegelisahan. Sedari tadi ia terus menerus melihat ke
arah jam dinding di restoran mewah itu. Kini sudah pukul 21.15 hatinya terus
menerus gelisah dan bingung dan bertambah gelisah lagi setelah mendengar ucapan
kris barusan.
***
Pukul 21.20 malam,,di air mancur
warna
Malam itu semakin dingin, semakin
sepi, hembusan angin malam menusuk-nusuk, menghembus kea rah tubuh pria yang
sedari tadi berdiri di tepi air mancur. Kini mata bulat indahnya memandang kea
rah biru cerahnya air mancur di hadapannya yang terpantulkan oleh cahaya lampu
didasar kolam. Di tangannya terus menggenggam erat kotak putih indah itu. Ia
tak sadar bahwa ada mata yang mengawasinya sedari tadi.
“Bos
kurasa pria itu membawa benda mahal di tangannya” ujar pria berambut kriting
dengan codet dipipinya.
“kurasa
itu benda yang bagus, ayo kita sikat”ucap pria yang dipanggil bos, ia
mengelus-elus pisau panjang ditangannya, wajah seramnya menyeringai.
“Bos
apa kita harus pakai senjata itu?”Tanya pria bercodet.
“tidak,,ini
akan ku keluarkan jika anak manis itu tidak mau menurut denganku”ujarnya sambil
beranjak mendekati luhan.
Mata luhan terpejam, kini satu
tangannya memegangi kepalanya, ekspresinya kini menahan sakit, sakit yang
teramat sakit, lugas dan nyata.
“hei
anak manis, serahkan benda cantik itu pada kami lalu kau boleh pergi” ujar pria
bercodet.
“Heh!
Siapa kalian,,aku tidak akan menyerahkannya! Sebelum kalian langkahi mayatku!”
“
Hiuh! Dasar pria bodoh! Kau mau mati
ya!”ujar pria satunya sambil menghunus pisau tajam itu di tangannya. Ia
berjalan cepat kearah luhan.
***
Di restoran,,,pukul 21.45
Perasaan gelisah terus menghantui
ji yeon, hatinya merasa tidak enak, alisnya berkerut dan saling bertaut seiring
dengan matanya yang terus sesekali melihat kearah jam.
“
ji yeon ah, aku tidak memaksamu, dari dulu sampai sekarang aku tidak akan
menyerah, aku akan terus menunggu sampai hatimu terbuka untuk ku masuki.”ujar
kris
“Kris
oppa, kurasa aku harus pergi” ujar ji yeon dengan mimic gelisah
“
ji yeon kau ini kenapa?kita kan belum selesai makan, nanti aku akan
mengantarmu”
“tidak
oppa,,aku harus pergi sekarang, dan soal tadi aku tidak bisa menerima cintamu,
sampai kapanpun tidak bisa oppa, kumohon jangan menungguku lagi, karena aku tak
pernah mencintaimu oppa!”ujar jiyeon lugas seraya beranjak pergi”
“
ji yeon ah aku mohon, apa ada pria lain yang kau cintai?” ucap kris sambil
memegang tangan jiiyeon menahannya agar tidak pergi.
“
IYA!! Aku mencintai pria lain dan aku harus pergi sekarang oppa!” ujar ji yeon
sambil berlari kearah pintu keluar meninggalkan kris yang berdiri termangu.
“
ji yeon ah tunggu, setidaknya ijinkan aku mengantarmu pulang” teriak kris
sambil mengejar jiyeon tapi terlambat, tubuh jiyeon telah memasuki taksi yang
baru saja di stopnya. Kris hanya bisa berdiri terpaku melihat gadis itu pergi
setelah menolaknya dengan keras.
‘mian
he oppa, aku tak bermaksud menyakitimu, aku hanya mencintai luhan, dan aku tak
bisa membohongi hatiku’ ujar ji yeon dalam hati, tanpa terasa air matanya
menetes.
“
nona, kita mau kemana?” Tanya supir taksi berkumis itu.
“
ke jalan teratai, di air mancur warna, cepat ya pak!” ujar jiyeon sambil
menyeka air matanya.
Supir taksi mengiyakan permintaan jiyeon. Ia menambah
kecepatan mobilnya. Hati ji yeon merasa tidak nyaman sekarang. ‘ tunggu aku
luhan ah’ batin jiyeon.
***
Kini luhan hamper terjatuh, tapi
lututnya masih mampu menumpu. Tangannya terus memegangi kepalanya. Rasa sakit
itu menjalar hingga ke ulu hati. Tapi luhan masih dapat menahannya sesaat. Dia
bangkit dan JIATT!!!BUK!! luhan menendang dan memukul preman itu dengan gesit.
Tapi preman it uterus melawan, hingga tanpa sadar pisau ditangannya bergerak
cepat dan pasti dan JLEPP!!! Menusuk dalam dekat jantung luhan. CRATT!!! Darah
mengucur deras, luhan jatuh terlentang dengan mulut mengeluarkan darah segar.
Ditangannya masih menggenggam erat kotak perhiasan berisi sepasang cincin emas
cantik. “ji yeon ah aku mencintaimu” ujarnya terakhir sebelum ia menutup kedua
matanya selamanya.
“Bos!
Kau membunuhnya, ayo lari sebelum ketahuan orang lain!” ujar pria bercodet dan
kedua preman itu pergi menunggalkan tubuh luhan yang terbujur kaku.
***
Di dalam taksi,,pukul 22.30
“cepat
pak!! Di depan sana! STOP! Seru jiyeon sambil beranjak turun dari mobil.
Jiyeon berjalan mendekati air
mancur. “Aku bodoh, kenapa aku ke sini, pasti kau sudah pergi luhan ah” pikir
ji yeon setelah ia melihat tak seorangpun yang berdiri didekat air mancur.
Ketika jiyeon hendak beranjak pergi. Ada sesuatu perasaan yang menghadang
jiyeon pulang. Ia terus berjalan mendekat ke air mancur, hingga sesaat kemudian
langkah jiyeon terhenti, tubuh jiyeon mematung, matanya menatap nanar ke sosok
tubuh yang tergeletak bersimbah darah di hadapannya.
“
Lu,,Lu,,Lu han ah, kkk kau kenapa?” Tanya ji yeon ling lung
Gadis itu jatuh terduduk didekat
mayat luhan. Tanpa di aba-aba air mata ji yeon berjatuhan keluar, menetesi
pipinya dan jatuh ke wajah luhan. Ji yeon meraih kepala luhan memangkunya di
pangkuannya. Ji yeon memungut kotak kecil di genggaman tangan luhan kemudian
membukanya. Air matanya makin mengucur deras, terkenang di memorinya masa-masa
indah bersama kekasih yang teramat dicintainya itu.
“Luhan
ah!!! Tidak !!! Jangan pergi !!!Aku mencintaimu !!!Mianhe,, mianhe!!teriak
jiyeon histeris, tangisnya kini membuncah
“
Luhan ah jangan tinggalkan aku “ isak ji yeon tapi sudah terlambat.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar