Author :
yeppeo_FDP
Tittle : Waitting for You
Cast :
·
Baekhyun (EXO)
Genre : yang jelas Romance gaje, yang laen au’ ah!!
Pikir sendiri..
Author’s said : maaf kalau FFini
terlalu GaJe…
#Di pantai Incheon yang sedang sepi..
Jiyeon’s POV
“
Tapi baekhyun, aku masih sangat mencintainya…” kataku lirih
Tes!
Tak terasa air mataku terus mengalir di pipiku, dan menetes di pasir yang
kupijak ini. Ya, aku sekarang ada di pantai yang sepi. Aku tak percaya, betapa
mudahnya Luhan menyakitiku lagi dan lagi, tapi ini sudah benar-benar membuat
hatiku berlubang dan sangat perih rasanya. Sungguh! Coba rasakan sendiri
kekasihmu yang selalu membuatmu menunggu dan menunggu itu, ternyata telah
menggandeng wanita lain dan kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri!!! Tapi
mengenang senyumannya yang begitu manis, dan kata-katanya yang seindah puisi
itu membuatku masih sangat mencintai namja itu…
“
Jiyeon..Jiyeon! sadarlah wahai Jiyeon yang malang! Kau ini tak lain hanyalah Oryza sativa. Ya! PADI!. Yang tidak mau
menjadi predator. Sedangkan Luhan-mu itu tak lain adalah seorang Homo sapiens , dia bisa makan apa saja ,
kalau tak ada padi bisa makan kentang, ubi atau lain-lainnya. Kau mengerti
tidak?!”
Aku
masih sesenggukan seraya mengangguk lemah.
First memories…
Aku mengingat kejadian dua jam lalu,
saat aku pulang sekolah bersama Baekhyun. Memagn, kami (aku dan Baekhyun) bersekolah di sekolah
yang sama. Dan kami sudah jadi teman sejak kelas satu SD. Sedangkan Luhan, di
ada di sekolah yang berbeda dengan ku.
Oke! kulanjutkan kenangan 2 jam yang lalu. Aku
dan Baekhun melewati suatu café yang dindingnya terbuat dari kaca, dan dari
situlah aku melihat Luhan sedang asyik dengan seorang yeoja lain. Lalu kupacu
jalanku menghindari pemandangan yang berjudul perselingkuhan kekasihku itu.
Lupa kalau tadi ku bersama Baekhyun, yang kusadari saat Baekhyun menahan
pergelangan tanganku- berusaha untuk menahanku. “Jiyeon kau tak apa-apa kan?”
tanyanya. ”Ku mohon Baekhyun, bawa aku ke pantai…”. Memang, pantai adalah tampat
favoitku untuk meratapi kegalauanku, kemudian Baekhun membawaku kepantai hingga
sekarang aku masih tidak bisa menghentikan tangisanku TT_TT… (*Well,Baekhyun
membawa mobil, oke! Jadi tak usah bingung bagaimana kami bisa sampai di
pantai*) -,-
-MEMORIES END-
“Lalu, sekarang kau masih mau memaafkan namja playboy itu?! Sadarlah
Jiyeon… penjahat itu sudah berulang-ulang membuatmu menunggu bagaikan itu
adalah hobinya. Ingat tidak, minggu lalu juga kau menangisinya gara-gara
seharian kau menunggunya di café town
square tapi apa yang kau dapat, hah? Mau telfon penjahat itu- tapi nomor
sibuk, mau menunggu- tapi tak datang-datang, mau meninggalkan, cih kau pasti
beralasan ‘bagaimana kalau di datang nanti?’. Terus, saat kau mengintimidasinya
di kemudian hari, dengan pandainya penjahat itu membuat alasan… yang lupa lah,
tidak enak badan, acara keluarga, macet lah, kakinya bisulan lah… dan lalu kau
memaafkan dan menerimanya begitu saja.” Namja yang sudah kuanggap sebagai
kakakku itu mendengus kesal atas kebodohanku yang timbul karena otakku yang
telah ter kacaukan oleh seorang Luhan yang menawan.
Tapi
toh aku sekarang masih menangis sambil mendengar ceramah dari Baekhyun.
“ Aku tau memang untuk wanita,
meskipun itu bukan kau, pasti sulit untuk meninggalkan seorang namja penjahat
seperti Luhan yang kaya, tampan, keren, pintar, dan pandai berakting itu. Tapi
kau sudah kelewat sabar!” lanjut Baekhyun.
Tenggorokanku
tercekat mendengar kata-kata baekhyun tadi ‘pandai berakting’. Jadi apakah
selama ini perlakuan manisnya kepadaku
hanyalah acting belaka?
Kuberanikan
diri mengangkat mukaku yang sedari tadi tertunduk memilukan, dan kini lelaki
yang begitu menyayangiku itu kutatap dengan tatapan hampa (semoga saja begitu).
“Sekarang cukup. CUKUP!! Aku sudah
bosan dan malas melihatmu cengeng seperti ini. Menjadi wanita yang menyedihkan.
Kau terlalu cantik, untuk menangis, Jiyeon. Baiklah, pikirkan, apakah sekarang
penjahat itu masih layak kau gandeng tangannya, kau peluk dirinya, mencium
bibirmu?” katanya seraya merengkuh kedua bahuku dengan sangat hati-hati, takut
kalau aku hancur menjadi kepingan nantinya.
Tapi
perlahan ku gelengkan kepalaku untuk menjawab pertanyaan tadi.
“ Baiklah Jiyeon, ini saat yang
tepat. Sekarang telpon penjahat itu, dan teriaklah ‘KITA PUTUS, PENJAHAATTT!!’
Pakai saja handphoneku ini. Ayo Jiyeon, kau harus melakukannya. Ini demi
kebaikanmu sendiri…” kini Baekhuyn mengulurkan handphonenya padaku. Dan dengan
sedikit ragu aku meraih handphone itu. Perlahan kupencet nomor handphone Luhan,
dan kutekan gambar berwarna hijau berbentuk telpon di layar hanphone Baekhyun.
Sedangkan kulirik wajah Baekhyun yang tersenyum tipis penuh kemenangan.
“Hidupkan speakernya! Aku ingin
mendengar suara penjahat itu.” Tambah Baekhyun yang semakin percaya diri.
Kuturuti
perintahnya.
“ tuuuuut……..tuuuut…Maaf, sisa
pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini. Harap melakukan isi
ulang..tut-tut….”
Kutatap
Baeknyun dengan mulut menganga. Ada semburat rona merah di pipinya. Atas segala
kepercayaan dirinya selama ini tadi, akhirnya sekarang dia diam seribu bahasa
merasa sangat malu karena insiden sisa pulsa. Kini mulutku terkatup dan tak
terasa bibirku bergetar, menahan tawa.^^
=======
#Di café ‘sky_town’, Seoul.
Terlepas
dari insiden sisa pulsa Baekhyun yang membuatku terus tersenyum geli jika mengingatnya,
aku sudah menimang-nimang keputusanku untuk memutuskan hubungan dengan namja
yang sebenarnya masih begitu kucintai (Luhan)…
Menunggu…
Sial!!
lagi-lagi aku harus menunggunya.
Bayangkan!
Sudah 50 menit.. benar-benar namja itu… es di lemon tea yang terus kuaduk ini
sudah mencaiirrr semmmuaaa… bahkan tadi aku sengaja memesan makanan untuk
menggantikan kejemuanku yang diakibatkan oleh keterlambatannya yang sudah kuprediksi. Kini
hidangan itu telah habis, dan seorang pelayan sudah mengangkut piring kosong
yang isinya telah kusantap.
“ Maaf aku terlambat chagi, hehe.
Tadi jalanan macet,.. Ada apa Jiyeon-ah, sepertinya mendesak sekali, hm?”
BYURR!!
Hatiku yang sudah kering, bagaikan disiram dengan air. Hanya dengan kata-katanya yang lembut dan senyumannya itu
kepadaku.
TIDAK!!!
Tidak boleh terlena lagi! Ini.. ini harus diakhiri. .
“Begini Luhan-ah.. kita kan sudah
lulus SMA…. Emm…sedangkan aku ingin … ingin melanjutkan pendidikanku…. Di…. Di Universitas
Tokyo, Jepang.. Jadi…….” ayolah Jiyeon.. kenapa terputus begini… cepat katakan
kalau kau mau berpisah dengannya..
“Gwaenchana, Jiyeon-ah.. nae
arraseo.” Kata namja di hadapanku dengan senyuman hangat yang masih tersemat di
wajahnya. Tapi kemudian ia tertunduk lesu. Na eothokhae?? O_o*
“Mianhae, Luhan-ah, tapi hubungan
kita kurasa harus berakhir… “ Tes! Aku menangis lagi. Apa-apaan ini, memalukan
sekali… Buru-buru aku akan menghapusnya, tapi Luhan lebih cepat dariku, tangan
kanannya sudah menyinggung pipiku dan menghapus cairan bening yang keluar dari
mataku.
“Tak apa… kalau memang kau imprint*-ku, kita pasti akan
dipertemukan lagi. Tidak usah menangis, chagi.. sekolahlah dengan tekun, dan
raih cita-citamu, oke?” Luhan… berhentilah bersikap manis… itu terasa sangat
menyakitkan, mengenang aku sudah memecatnya sebagai kekasihku. Hiks! :’(
*)
gag
tau imprint ??? Coba deh baca novel
eclipse, soalnya author juga g bisa melukiskannya dengan kata-kata =D ..
========tbc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar