laman

Minggu, 03 Februari 2013

fanfic: waiting for you


Author            :  yeppeo_FDP
Tittle   : Waitting for You
Cast     :


·         Ji Yeon (T-Ara)
·         Baekhyun (EXO)


·         Luhan (EXO)
Genre  : yang jelas Romance gaje, yang laen au’ ah!! Pikir sendiri..
 
Author’s said : maaf kalau FFini terlalu GaJe…
#Di pantai Incheon yang sedang sepi..
Jiyeon’s POV
“ Tapi baekhyun, aku masih sangat mencintainya…” kataku lirih
Tes! Tak terasa air mataku terus mengalir di pipiku, dan menetes di pasir yang kupijak ini. Ya, aku sekarang ada di pantai yang sepi. Aku tak percaya, betapa mudahnya Luhan menyakitiku lagi dan lagi, tapi ini sudah benar-benar membuat hatiku berlubang dan sangat perih rasanya. Sungguh! Coba rasakan sendiri kekasihmu yang selalu membuatmu menunggu dan menunggu itu, ternyata telah menggandeng wanita lain dan kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri!!! Tapi mengenang senyumannya yang begitu manis, dan kata-katanya yang seindah puisi itu membuatku masih sangat mencintai namja itu…
“ Jiyeon..Jiyeon! sadarlah wahai Jiyeon yang malang! Kau ini tak lain hanyalah Oryza sativa. Ya! PADI!. Yang tidak mau menjadi predator. Sedangkan Luhan-mu itu tak lain adalah seorang Homo sapiens , dia bisa makan apa saja , kalau tak ada padi bisa makan kentang, ubi atau lain-lainnya. Kau mengerti tidak?!”
Aku masih sesenggukan seraya mengangguk lemah.
First memories…
Aku mengingat kejadian dua jam lalu, saat aku pulang sekolah bersama Baekhyun. Memagn,  kami (aku dan Baekhyun) bersekolah di sekolah yang sama. Dan kami sudah jadi teman sejak kelas satu SD. Sedangkan Luhan, di ada di sekolah yang berbeda dengan ku.
 Oke! kulanjutkan kenangan 2 jam yang lalu. Aku dan Baekhun melewati suatu café yang dindingnya terbuat dari kaca, dan dari situlah aku melihat Luhan sedang asyik dengan seorang yeoja lain. Lalu kupacu jalanku menghindari pemandangan yang berjudul perselingkuhan kekasihku itu. Lupa kalau tadi ku bersama Baekhyun, yang kusadari saat Baekhyun menahan pergelangan tanganku- berusaha untuk menahanku. “Jiyeon kau tak apa-apa kan?” tanyanya. ”Ku mohon Baekhyun, bawa aku ke pantai…”. Memang, pantai adalah tampat favoitku untuk meratapi kegalauanku, kemudian Baekhun membawaku kepantai hingga sekarang aku masih tidak bisa menghentikan tangisanku TT_TT… (*Well,Baekhyun membawa mobil, oke! Jadi tak usah bingung bagaimana kami bisa sampai di pantai*) -,-
-MEMORIES END-
“Lalu, sekarang kau masih mau memaafkan namja playboy itu?! Sadarlah Jiyeon… penjahat itu sudah berulang-ulang membuatmu menunggu bagaikan itu adalah hobinya. Ingat tidak, minggu lalu juga kau menangisinya gara-gara seharian kau menunggunya di café town square tapi apa yang kau dapat, hah? Mau telfon penjahat itu- tapi nomor sibuk, mau menunggu- tapi tak datang-datang, mau meninggalkan, cih kau pasti beralasan ‘bagaimana kalau di datang nanti?’. Terus, saat kau mengintimidasinya di kemudian hari, dengan pandainya penjahat itu membuat alasan… yang lupa lah, tidak enak badan, acara keluarga, macet lah, kakinya bisulan lah… dan lalu kau memaafkan dan menerimanya begitu saja.” Namja yang sudah kuanggap sebagai kakakku itu mendengus kesal atas kebodohanku yang timbul karena otakku yang telah ter kacaukan oleh seorang Luhan yang menawan.
Tapi toh aku sekarang masih menangis sambil mendengar ceramah dari Baekhyun.
            “ Aku tau memang untuk wanita, meskipun itu bukan kau, pasti sulit untuk meninggalkan seorang namja penjahat seperti Luhan yang kaya, tampan, keren, pintar, dan pandai berakting itu. Tapi kau sudah kelewat sabar!” lanjut Baekhyun.
Tenggorokanku tercekat mendengar kata-kata baekhyun tadi ‘pandai berakting’. Jadi apakah selama ini perlakuan manisnya kepadaku hanyalah acting belaka?
Kuberanikan diri mengangkat mukaku yang sedari tadi tertunduk memilukan, dan kini lelaki yang begitu menyayangiku itu kutatap dengan tatapan hampa (semoga saja begitu).
            “Sekarang cukup. CUKUP!! Aku sudah bosan dan malas melihatmu cengeng seperti ini. Menjadi wanita yang menyedihkan. Kau terlalu cantik, untuk menangis, Jiyeon. Baiklah, pikirkan, apakah sekarang penjahat itu masih layak kau gandeng tangannya, kau peluk dirinya, mencium bibirmu?” katanya seraya merengkuh kedua bahuku dengan sangat hati-hati, takut kalau aku hancur menjadi kepingan nantinya.
Tapi perlahan ku gelengkan kepalaku untuk menjawab pertanyaan tadi.
            “ Baiklah Jiyeon, ini saat yang tepat. Sekarang telpon penjahat itu, dan teriaklah ‘KITA PUTUS, PENJAHAATTT!!’ Pakai saja handphoneku ini. Ayo Jiyeon, kau harus melakukannya. Ini demi kebaikanmu sendiri…” kini Baekhuyn mengulurkan handphonenya padaku. Dan dengan sedikit ragu aku meraih handphone itu. Perlahan kupencet nomor handphone Luhan, dan kutekan gambar berwarna hijau berbentuk telpon di layar hanphone Baekhyun. Sedangkan kulirik wajah Baekhyun yang tersenyum tipis penuh kemenangan.
            “Hidupkan speakernya! Aku ingin mendengar suara penjahat itu.” Tambah Baekhyun yang semakin percaya diri.
Kuturuti perintahnya.
tuuuuut……..tuuuut…Maaf, sisa pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini. Harap melakukan isi ulang..tut-tut….”
Kutatap Baeknyun dengan mulut menganga. Ada semburat rona merah di pipinya. Atas segala kepercayaan dirinya selama ini tadi, akhirnya sekarang dia diam seribu bahasa merasa sangat malu karena insiden sisa pulsa. Kini mulutku terkatup dan tak terasa bibirku bergetar, menahan tawa.^^
            =======
#Di café ‘sky_town’, Seoul.
Terlepas dari insiden sisa pulsa Baekhyun yang membuatku terus tersenyum geli jika mengingatnya, aku sudah menimang-nimang keputusanku untuk memutuskan hubungan dengan namja yang sebenarnya masih begitu kucintai (Luhan)…
Menunggu…
Sial!! lagi-lagi aku harus menunggunya.       
Bayangkan! Sudah 50 menit.. benar-benar namja itu… es di lemon tea yang terus kuaduk ini sudah mencaiirrr semmmuaaa… bahkan tadi aku sengaja memesan makanan untuk menggantikan kejemuanku yang diakibatkan oleh keterlambatannya yang sudah kuprediksi. Kini hidangan itu telah habis, dan seorang pelayan sudah mengangkut piring kosong yang isinya telah kusantap.
            “ Maaf aku terlambat chagi, hehe. Tadi jalanan macet,.. Ada apa Jiyeon-ah, sepertinya mendesak sekali, hm?”
BYURR!! Hatiku yang sudah kering, bagaikan disiram dengan air. Hanya dengan kata-katanya yang lembut dan senyumannya itu kepadaku.
TIDAK!!! Tidak boleh terlena lagi! Ini.. ini harus diakhiri. .
            “Begini Luhan-ah.. kita kan sudah lulus SMA…. Emm…sedangkan aku ingin … ingin melanjutkan pendidikanku…. Di…. Di Universitas Tokyo, Jepang.. Jadi…….” ayolah Jiyeon.. kenapa terputus begini… cepat katakan kalau kau mau berpisah dengannya..
            “Gwaenchana, Jiyeon-ah.. nae arraseo.” Kata namja di hadapanku dengan senyuman hangat yang masih tersemat di wajahnya. Tapi kemudian ia tertunduk lesu. Na eothokhae?? O_o*
            “Mianhae, Luhan-ah, tapi hubungan kita kurasa harus berakhir… “ Tes! Aku menangis lagi. Apa-apaan ini, memalukan sekali… Buru-buru aku akan menghapusnya, tapi Luhan lebih cepat dariku, tangan kanannya sudah menyinggung pipiku dan menghapus cairan bening yang keluar dari mataku.
            “Tak apa… kalau memang kau imprint*-ku, kita pasti akan dipertemukan lagi. Tidak usah menangis, chagi.. sekolahlah dengan tekun, dan raih cita-citamu, oke?” Luhan… berhentilah bersikap manis… itu terasa sangat menyakitkan, mengenang aku sudah memecatnya sebagai kekasihku. Hiks! :’(
*) gag tau imprint ??? Coba deh baca novel eclipse, soalnya author juga g bisa melukiskannya dengan kata-kata =D ..
========tbc



           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar