laman

Selasa, 10 Juni 2014

Fanfic krislu:Fear part 2

Title                 : FEAR (PART 2)

Main Cast        : Xi Luhan (EXO) as Park Luhan, Park Hyeri (OC), Kris (EXO), Kim Jae in (OC)
Support Cast   : Chanyeol (EXO), Sehun (EXO) as Park Sehun, Luna F(x), Tao (EXO).   
Length             : Chaptered
Genre              : Horor, Suspense
Rating             : Pg 16,
All author’s pov
 
Chapter 2
3 hari kemudian,,
Hye ri terduduk di kursi menekuni layar komputer didepannya. Arsip-arsip di mejanya itu sibuk dikerjakannya. Nama CEO Kim Minhan dipapan itu telah berganti nama menjadi Park Hyeri. Di usianya yang hendak menginjak 24 tahun bulan depan, hyeri memang masih terlalu muda untuk menduduki posisi ini. Disela kesibukannya tiba-tiba pintu kantor pribadi Hyeri yang luas itu diketuk,,tok, tok, tok, tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer hyeri menyahut.
“Masukklah”
“Nyonya Park, ini saya menyampaikan arsip laporan tentang pemasaran dari direktur Luhan, yang harus anda periksa” ucap wanita itu dengan lembut dan halus yang ternyata memang sesuai dengan orangnya yang cantik dan lembut, rambut panjang sebahu dengan gaun kerja coklat, menambah anggun penampilannya.
“Eumm baiklah taruh di meja saya dan kau bisa pergi, terimakasih” ujar Hyeri tanpa menoleh
“Oh iya tolong sampaikan ke direktur Luhan untuk hadir dirapat direksi jam 1 nanti” Ujar Hyeri yang kini dia menoleh dan menatap ke wanita dihadapannya itu, yang merupakan sekretaris Luhan.
“Ya Tuhan,,Kau, Luna sahabatku, Hei sejak kapan kau bekerja di Park Industries?”Tanya Hyeri, kini ia beranjak berdiri menghampiri teman lamanya itu.
“Saya baru 1 bulan bekerja, menjadi sekretaris direktur Luhan, Nyonya” Ujarnya formal
“Ya ampun Luna, kenapa kau seformal ini padaku? Kau itu temanku bersikaplah biasa jika hanya denganku!” Ujar hyeri sambil merangkul Luna.
“Hyeri ah, sekarang kau adalah atasanku dan disini di perusahaan ini harusnya aku memang bersikap formal kan? Presdir Hyeri?” jawabnya disertai dengan tawa riangnya
“Hei, Luna ya! Apa kau masih menyukai Luhan Oppa?” tanya hyeri menyelidik dan Luna hanya tersipu mendengarnya.
“Hah kau ini, kumohon bersikaplah seperti layaknya temanku, Oh iya tolong sampaikan ke Luhan Oppa, hari ini tak perlu mengantarku pulang, aku harus kerja lembur malam ini dan Chanyeol akan menjemputku” papar hyeri pada Luna
“OK Boss!” Jawab Luna sambil memamerkan senyumnya yang bersahabat.
**
Malam pukul 22.30
Malam itu di ruang kantornya hyeri berkutat pada pekerjaan yang belum terselesaikan. Ia berpikir harus menyelesaikannya sebelum jam 11, karena Chanyeol akan menjemputnya pukul sebelas malam dan lelaki itu selalu tepat waktu.
Pukul 23.00
Chanyeol sampai didepan gedung Park Industries membawa buket bunga anggrek, dia yakin hyeri belum punya jenis anggrek itu. Setiba di lobi gedung di lantai dua tepatnya, dia meletakkan anggrek beserta pot nya diatas meja. Wajah tampannya terlihat sumringah, dia lelaki baik dan setia dan cintanya tulus pada hyeri, ia melirik ke jam tangannya, ‘sudah pukul 23.16 kenapa hyeri lama ya,,dan kantor ini sudah sepi’ pikir chanyeol.
Drrt drrrrttt di layar hp chanyeol tertera tulisan
New message
From:hyeri
“Chanyeol ah, apa kau sudah menunggu? Kurasa aku hampir selesai, mungkin 5 atau 10 menit lagi aku turun”
Replay: Chanyeol to Hyeri
“Baiklah , aku tunggu di lobi gedung lantai 2”
            Chanyeol sendiri duduk di sofa di lobi itu, ia memandang lanit-langit tinggi gedung itu, sebagian besar lampu di gedung itu telah padam, bahkan suara nyamuk pun terdengar jelas malam itu. Sretttt,,,srettt Krettt, terdengar suara seperti benda digesek didinding, suara itu tertangkap jelas di telinga chanyeol.
“Hyeri ah, kau kah itu?” tanya chanyeol celingukan, Srettt Srettt krettt, suara itu kembali terdengar. Kali ini chanyeol tahu dari mana arah suara itu, ya, dari arah belakang, di belokan pertama menuju lif, kini suara itu kian dekat, chanyeol melihat siluet bayangan seperti manusia, membawa benda yang sepertinya benda tajam, chanyeol melihat bayangan itu semakin mendekat dari arah ruang sebelah yang lampunya telah padam.
“Hei kau ini apa?” tanya chanyeol dengan mulut ternganga antara syok dan takut.
5 meter di depannya kini berdiri sosok itu, kulit muka pucat, mata merah bulat dengan gigi kuning yang menyeringai, ia mengacung-acungkan benda di tangannya yang berupa kapak besar yang sangat tajam, sosok itu melangkah maju perlahan mendekati chanyeol.
“Hei,hei jangan mendekat, aku mohon turunkan benda itu dari tanganmu”
“Arrghhh” sosok itu menggeram pelan, pelan sekali.
“Hei Hyeri ah, apa kau ingin mengerjaiku? Ini tidak lucu” teriak chanyeol
Chanyeol tersungkur ke lantai karena sosok aneh itu berjalan cepat kearahnya sambil mendorong tubuh chanyeol ke lantai. Tak menunggu lagi, sosok iitu berdiri, kini dengan tumpuan lututnya, kini jaraknya dengan chenyeol tak sampai semeter. Kapak itu pun mengayun pelan tapi pasti. CAPP,CratTT!! Tepat mengenai urat nadi dileher chanyeol.
“AAAAaaa” chanyeol mengerang, ia memegangi lehernya, darah keluar, keluar dengan sangat deras. Sosok itu kini menghantamkan kapak ke kepala chanyeol pada sisi tumpulnya,, membuat pria itu pingsan. Darahnya terus mengalir, hingga pria itu menghembuskan nafas terakhirnya. Pembunuh itu lenyap kemudian.
**
Hyeri berada dalam lift, ia merasa sangat lelah hari ini, melihat wajah chanyeol pasti akan membuat hyeri ceria lagi. Tapi pikirannya itu segera menghilang setelah ia melihat pemandangan di depan matanya.
“Andweeeee,,Chan,,Channyeolll!!!” wajah hyeri terlihat sangat syok, ia langsung terduduk lemas.
**
Hyeri segera beranjak dari tempat itu, ia berjalan terhuyung-huyung kembali kearah lift untuk turun meminta bantuan, meninggalkan jasad tak berdaya itu sendiri dilantai dua. Hyeri berjalan ke depan, dilihatnya satpam itu tertidur dan bukannya berjaga. Hyeri bergegas menghubungi kakanya Jae in.
30 menit kemudian
Hyeri terdiam sambil memandang jasad kekasihnya dikelilingi garis polisi, tak terasa air matanya terjatuh membasahi pipi dan terjatuh ke bawah.
“Kurasa ini ada kaitannya dengan kematian Tuan Kim “ gumam detektif polisi bernama kris kepada rekannya sambil sekilas memandang hyeri mencoba bersimpatik.
“Hyeri ah, ayo kita pulang, kau harus menenangkan diri dan istirahat” ujar jae in lembut.
Sesampai di rumah, Hyeri langsung menangis sejadinya, ia memeluk erat Jae in.
“Hyeri sayang, aku tahu chanyeol itu pria yang sangat baik, tapi Tuhan punya alasan untuk memanggilnya lebih cepat, kumohon janganlah terlalu bersedih” hibur Jae in.
Terlihat Luhan dan sehun yang ikut memandang iba dan bersimpatik pada hyeri, mereka mendekat dan mencoba pula menghibur hyeri.
**
Seminggu setelah kematian chanyeol, Hyeri belum sepenuhnya bisa melupakan pria yang teramat dicintainya itu. Walau ia telah menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Polisi belum mampu mengungkap siapa pembunuhnya. Kris berkata pada hyeri ini pembunuan berencana, tapi ia sedikit sulit mengidentifikasi pembunuhnya, tidak ada sidik jari, tidak ada barang bukti, bahkan cctv mati saat pembunuhan terjadi benar-benar kejahatan yang sangat rapi., tapi kris menduga bahwa pembunuhnya pasti juga bekerja di Park industries dan mengetahui tentang sudut-sudut ruang di gedung itu, termasuk ruang kontrol cctv.
Kini hyeri duduk termangu di ruang kantornya, antara sedih dan takut, karena ia tahu pembunuh itu masih berkeliaran dan mungkin juga nyawanya terancam. Sesaat kemudian handphone nya berdering.
“yeoboseo, ada apa Luhan oppa?”
“Hye ri ah, apa kau sibuk, ini kan jam istirahat, ikutlah denganku untuk makan siang” terdengar suara lembut nan riang diujung sana.
“Ah aku tidak sibuk oppa, aku akan menemuimu di kantin, kau akan menraktirku kan?”
“Tentu” ujar Luhan
Dikantin
Hyeri melihat dari belakang Luhan duduk di meja nomor 13. Ia terlihat sangat tampan dengan setelan jas hitam dengan kemeja abu-abu, rambutnya tersisir rapi dan klimis. Ia menolehke arah Hyeri datang, senyuman manis merekah dibibirnya. Tanpa aba-aba Hyeri pun duduk dihadapan lelaki itu, membalas senyumannya.
“Kau pesankan aku makanan apa oppa ku sayang?” tanya hyeri dengan tampang lucunya.
“Pokoknya makanan paling enak untuk tuan putri” ujar Luhan sambil tetap tersenyum.
“Hyeri ah kau terlihat kembali menjadi Hyeri ku yang ceria, begitu donk, jangan berlarut-larut dalam kesedihan, aku lebih suka hyeri yang cerian ini” sambung Luhan
“Ya Oppa aku akan berusaha melupakannya, walau aku benar-benar sangat merindukannya sekarang!” ujar hyeri dengan ekspresi yang sedikit sedih
“Oh,,kenapa kau jadi sedih lagi? Sudah lupakanlah chanyeol, kau harus kembali sebagai hyeri yang tegar!”
“Terima kasih oppa kau selalu menghiburku dan terimakasih atas kasih sayangmu!”ujar hyeri
“Kau tau hyeri, kasih sayangku padamu tak sekedar hanya kasih sayang biasa, aku mencintaimu, layaknya seorang pria mencintai wanita, kita tak ada ikatan darah tak bisakah kau membuka hatimu untukku?”tanya Luhan, kini wajahnya terlihat serius.
“Tapi oppa, aku masih belum bisa seutuhnya melupakan chanyeol, tolong berilah aku waktu”
“ Oh tentu, mestinya kau membutuhkan waktu, tapi aku akan selalu menunggumu”
Belum sempat hyeri menjawab “ Eh iya nanti aku ada lembur, kurasa aku tak bisa mengantarmu, mungkin kau bisa pulang dengan jae in noona” ujar Luhan
“Tidak apa,,mulai hari ini aku sidah membawa mobil sendiri, menyetir ku kan sudah lancar sekarang hehe” jawab Hyeri dan Luhan menanggapinya dengan tetap tersenyum, senyuman khas milik Luhan.
Tak jauh dari meja mereka, seorang gadis meremas erat garpu dan sendok ditangannya, mendengar pembicaraan antara Hyeri dan Luhan hatinya serasa hancur.
**
Sore itu hyeri pulang lebih awal, pukul 16.00 ia ada janji bertemu dengan Kris di kafe dekat kantornya. Detektif itu ingin membicarakan sesuatu hal dengan hyeri.
Sesampainya di kafe,,Hyeri  menghampiri lelaki yang telah menunggunya, lagi-lagi dimeja bernomor 13 (ada apa dengan angka 13).
“Sore Tuan” sapa hyeri
“Oh sore nona Hyeri, eum agar lebih akrab sebaiknya kau panggil aku kris saja dan silakan duduk” ujarnya sambil tersenyum, senyuman yang sedikit kaku.
Baru kali ini Hyeri melihat polisi itu tersenyum. Senyumannya hangat walau sedikit kaku, penampilannya sangat casual. Ia jauh terlihat lebih muda dengan celana jeans dan jaket levis yang dikenakannya.
“baiklah, kau juga bisa panggil aku Hyeri saja,,,,Kris” ujar Hyeri sambil membalas senyuman Kris.
“sebelumnya aku minta maaf karena dulu aku sempat menuduhmu, dan sekarang aku yakin kau tidak bersalah, dan aku turut berduka cita atas kematian kekasihmu”ujaar Kris
“Tak apa dan terimakasih, eum apa kau punya kabar terbaru terkait perkembangan kasus ini?”
“ya mungkin, tapi kurasa ini tak membantu, yang jelas si pelaku ini tahu jelas tentang seluk beluk gedung itu terutama ruang CCTV” ujar kris
“Maksudmu?”
“Iya, kemarin kami baru menemukan satu rekaman pada malam itu, sekitar pukul 23.15, ada wajah bertopeng yang mendekat kamera, menyeringai, matanya bulat, rambutnya jarang-jarang benar-benar wajah bertopeng yang sangat jelek, kemudian dia berjalan memasuki ruang control cctv, lalu,,,semua kamera cctv mati, ia mematikan seluruh sistemnya”.papar kris
“tak terlihatkah wajah dibalik topeng itu, dia lelalki atau perempuan, apa tidak terlihat jelas?”tanya hyeri.
“Tidak, tapi kau tak perlu kawatir, tak lama lagi akan kuungkap, semoga dugaanku kali ini tidak meleset” gumam kris pelan.
“maksud anda? Siapa pelakunya?”
“Aku akan memberi tahu mu segera, setelah aku cukup yakin dan ada bukti”ujar kris mantap.
Pukul 23.00 malam itu,,
Hyeri gelisah tak bisa tidur di kamarnya, bahkan ia bisa mendengar suara dengkuran sehun, karena kamar mereka bersebelahan. Ia mengambil handphonenya menelpon seorang sahabat.
“yoboseo” terdengar sahutan di ujung sana.
“ Luna ya,,aku tak bisa tidur, aku ingin berbincang denganmu, bagaimana jika aku ke rumahmu, aku ingin tidur di rumahmu saja”
“Hyeri ah, sebenarnya aku sama sekali tak berkeberatan, tapi sekarang aku masih dikantor, aku membantu atasanku” ujar luna
“oh iya ya Luhan oppa kan lembur hari ini, jadi kau bersama Luhan oppa? Apa jae in unnie masih dikantor juga? Soalnya dia juga belum pulang.
“Oh mungkin,,kepala manajer juga lembur hari ini, aduh file nya mana sih?”gumam luna
“Eh kau sedang sibuk ya?”tanya hyeri
“Eum iya, aku baru mencari berkas arsip yang direktur perlukan di rak arsip, tapi tak ketemu-ketemu dari tadi, mana ruang penyimpanan arsip inisudah gelap”keluh luna.
Rak-rak besi dalam ruangan itu tersusun rapi bahkan seperti perpustakaan . tinggi rak-rak itu bisa mencapai 2 meter lebih, luna sedikit kesulitan mengambil dokumen yang diperlukannya yang ada di rak paling atas. Sambil tetap berbincang dengan Hyeri di telpon, ia berjalan ke arah bangku di ujung ruang itu, agar ia dapat mengambil dokumen itu. Klok,,Klok hak sepatunya terdengar nyaring di ruang itu, bahkan bergema. De sela langkahnya Luna merasa ada hawa aneh di ruang itu, seperti ada orang lain di sana. Luna mempercepat langkah untuk menggapai bangku itu.
“Luna apa kau berlari?nafasmu terdengar ngos-ngos an?”tanya hyeri melalui ponselnya
“Hyeri a a aaku takuutt, sepertinya ada orang lain di sini, kurasa ia ada di rak ujung sana” ujarnya lirih sekali tetapi masih tertangkap di telinga hyeri.
“Apa? Aaadda orang lain? Cepatlah kau keluar dari sana dan segera hubungi luhan oppa atau polisi! Cepat!!
Kini Luna mendengar langkah kaki , tanpa sepatu, tapi terdengar langkah yang berat, terdengar pula rak-rak besi itu digesek oleh sebuah benda, Krettt,,KretT, kini Luna yakin benar-benar ada orang lain di ruang itu. Luna segera berlari ke arah pintu, tapi pintu itu cukup jauh untuk dijangkaunya, Luna tetap berlari  dan sosok itu kini menampakkan wujudnya dengan topeng menyeramkan yang menempel di wajahnya, ia mengangkat tinggi kapak yang digenggamnya, mengejar Luna.
“AAAaa Ssiappa kau? Menjauh-Menjauh!” Jerit Luna, sambil melemparkan poselnya ke arah sosok itu.
“Luna! Luna! Ada apa? Halo? Halo?”suara hyeri terdengar sangat panik di ujung sana.
Hyeri segera memutus hubungan dan menekan nomor Kris.
**
Kris mendapat telpon mendadak dari Hyeri di malam ketika ia hendak pulang. Dikantornya,,sebagian besar orang telah pulang hanya tinggal dia dan rekannya Tao. Kini kris memacu mobilnya, ia meredam sirine mobilnya, dalam benaknya ia yakin pembunuh itu ada di gedung itu dan teman Hyeri dalam bahaya. Ia melirik temannya Tao yang telah sigap memegang senjata yang telah terisi penuh peluru.
Pukul  23.17
Kini Kris dan junho memasuki gedung itu menuju tempat yang diberitahukan hyeri. Luna temannya dalam bahaya, mungkin Luhan dan Jaein juga dalam bahaya. Kris bergegas, sekarang ia telah membuka ruang arsip itu, tao juga bersikap waspada di belakangnya.
“Nona Luna, kau didalam?teriak Kris.
Baru 5 langkah ia benar benar terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sosok mayat wanita tergeletak tragis di lantai, perutnya tercabik-cabik benda tajam, isi perutnya semua keluar. ‘Ya Tuhan  pembunuh ini tak punya perasaan’ pikir Kris, ia telah terlambat, ia menoleh ke rekannya.
“Tao ya,,Kita terlambat kali ini”ujar kris pada rekannya, kini Kris ternganga terkejut.
JLEPPP!! Sebuah belati panjang menembus tubuh Tao dari arah belakangnya, menembus jantungnya. Pemilik belati itu menarik belatinya dan mendorong tubuh tak bernyawa itu ke lantai, dekat dengan mayat Luna. Sosok bertopeng itu muncul lagi, ia tak lagi membawa kapaknya. Belati itu masih berada ditangannya. Kris selangkah mundur sambil meraba saku pistolnya, membidik dan meletupkannya ke arak sosok itu. Dorr,,Dorr dua meluru melayang kosong ke udara, pembunuh itu denga cepat menunduk dan berlari cepat ke arah kris, menerjang detektif itu. Belati di tangannya meluncur cepat ke dada Kris. Detektif itu menjatuhkan pistolnya menahan belati itu agar tidak menusuk terlalu dalam da ternyata tenaga Kris lebih kuat, kris mampu menarik belati itu dan melemparnya.
“Hei siapa kau hah?!!”tanya kris terengah, ia berusaha melepas topengnya, tapi sosok itu tak kalah gesit, ia dengan cepet menangkisnya dengan keahlian beladiri yang dimilikinya. Ia berhasil mendorong Kris yang sedang kesakitan hingga tersungkur dan berlari pergi. Kris segera berlari terhuyung-huyung mengejarnya, tapi sosok itu menghilang, benar-benar seperti hantu.
“Sial aku tak bisa menagkapnya malam ini!” gerutu Kris sambil menahan sakit di dadanya.
Kris berjalan menyusuri lorong sambil tetap menekan lukanya agar tak terlalu banyak darah yang keluar. Di depannya terlihat siluet seorang perempuan, berlari kearahnya. Ia tidak sendiri, seorang pria  berjalan di belakangnya kini mereka mendekati kris.
“Kriss!!”teriak wanita itu, kini ia telah beriri di hadapan kris.
“Ya Tuhan kau berdarah, apa kau baik-baik saja?”tanyanya
“Aku tak apa, mian hyeri ah aku tak bisa menyelamatkan nyawa temanmu”
“Maksudmu?” dimana Luna? Kau berhasil menangkap pembunuhnya?”tanya hyeri kalut
Hyeri buru-buru berlari ke ruangarsip, tapi kris buru-buru mencegahnya.
“Kumohon jangan masuk ke sana, dia telah tewas”ujar kris
Sosok pria yang sedari tadi mendampingi hyeri membuka suara “sudahlah Hyeri, aku yang salah karena menyuruhnya mencari arsip itu sendirian, mianhe dan sebaiknya kita pulang dulu”
“Tidak Luhan Oppa, ini bukan salah siapa-siapa, hanya pembunuh itu yang patut disalahkan, mana jae in unnie? !”
“Jae in noona sepertinya telah pulang duluan tadi jadi syukurlah dia bisa selamat” ujar Luhan tenang.
“Tuan sebaiknya kau ke rumah sakit, perlukah saya antarkan?”tawar Luhan
“Tidak perlu dan terimakasih” ujar kris sambil menatap Luhan. Ia menilai ada sesuatu yang tidak beres pada lelaki dihadapannya itu.
TBC