laman

Minggu, 09 Maret 2014

fanfic Krislu: FEAR

Title                 : FEAR
Main Cast        : Xi Luhan (EXO) as Park Luhan, Park Hyeri (OC), Kris (EXO), Kim Jaejin(OC)
Support Cast   : Chanyeol (EXO), Sehun (EXO) as Park Sehun, Luna F(x), Tao (EXO).   
Length             : Chaptered
Genre              : Horor, Suspense
Rating             : Pg 16,
All author’s pov

Prolog
            Kabut di pagi itu berangsur-angsur pergi. Burung-burung parkit itu hinggap di sebuah rumah dengan taman bunga terhampar di depannya. Rumah itu sangat besar, gaya bangunannya kuno, walau hanya sua lantai tapi rumah itu terlihat menjulang tinggi, mirip kastil. Dilantai dua rumah itu terdapat jendela yang sedang terbuka, jendela itu penuh ukiran indah disisi-sisinya, besar dan tinggi. Bahkan jika kau berdiri didekatnya, mungkin kau akan sama tinggi dan sejajar dengan jendela itu. Terlepas dari jendela itu, terdapat sepasang mata menatap nanar keluar, bibirnya komat-kamit tidak jelas. Wanita tengah baya itu kira-kira baru berusia 40 tahunan, rambutnya acak-acakan, sebagian menutupi wajah pucatnya yang sebenarnya cantik itu. Sosok wanita itu terlihat sangat kurus dibalik piyama merah yang dikenakannya. Tangannya melambai keluar jendela.
            “Suamiku” ujarnya lirih, parau
            Sosok pria dihadapannya, hanya bayangan, ikut melambai kearahnya dan menghilang. Halusinasi wanita itu kembali muncul dan menghilang. Dia melihat kearah taman, disana sedang menyiram bunga, sosok gadis remaja 16 tahunan. Park hyeri mendongak dengan senyum manis merekah dibibirnya kea rah wanita dilantai dua itu.
            “Omma!!” teriak gadis bernama hyeri sembari melambaikan tangan kuat-kuat karahnya.
            Tapi wanita itu tak lagi melihat ke bawah. Matanya kembali menatap hampa ke depan. Tatapannya kosong seperti zombie, tanpa jiwa. Hyeri tahu ibunya itu mungkin tak lagi mengenalinya, walau dulu ia anak perempuan kesayangannya. Hyeri tetap berusaha seceria dan seriang mungkin didepan ibunya itu. Anak itu kembali menekuni hobinya menyirami bunga-bunga kesayangannya.
**
Kembali pada wanita paruh baya itu,,
Dia terus menatap lurus ke depan, tiba-tiba ia merasakan dua telapak tangan menyentuh punggungnya, sentuhan itu berubah menjadi dorongan yang membuatnya maju mendekati bibir jendela. Lalu dorongan itu semakin kuat mendrong wanita itu ke depan. Wanita itu berusaha berontak tapi terlalu lemah untuk berhasil lepas. Dorongan yang semakin kuat itu akhirnya menghempaskan tubuhnya keluar.
            “AAARGHHH!!!” Jerit wanita itu lirih dan hamper tak terdengar
            “Umma!!!” Jerit Hyeri keras dari bawah
BLUGG BUGG!!
Tubuh itu terjatuh keras di tanah bersemen dibawahnya. Sangat keras hingga terdengar suara tulang-tulangnya retak. Tubuh itu jatuh telungkup dengan tengkorak kepala yang hamper hancur, darah mengalir deras dari kepalanya. Dia telah meninggal dan ssok di kamar di lantai dua melihat kejadian itu, menyeringai.
Tak berapa lama,,,
“Hyeri ah!! Kenapa menjerit?? Suaramu terdengar sampai kamarku!” ujarnya seorang pemoda sambil ngos-ngosan
“Lu,,Luhan Oppa!! Omma” Ujar Hyeri gagap sambil menunjuk tubuh yang terbujur kaku itu.
Wajah Luhan memucat, melihat pemandangan di hadapannya. Sungguh mengerikan.
“Bibi Park!!..A,,apa yang terjadi?” Tanya Luhan
“Umma!” air mata langsung mengucur deras dari mata indahnya. Hyeri langsung terduduk lemas, tak berani mendekati jazad ibunya. Luhan sepupu tersayang hyeri langsung menghampirinya, member pelukan yang menenangkan sesaat. Kemudian seorang gadis, mungkin usianya lebih tua dari Hyeri dan Luhan, lari menghampiri mayat itu.
“Umma!! Andweee!!!” teriaknya, sambil menggoyang-goyangkan tubuh tak bernyawa itu, berharap ia hidup kembali.
“Jae in Unnie,,Umma kita telah tiada, kita harus merelakannya” Ujar Hyeri dari belakang sambil terisak.
50 meter di belakang mereka, berdiri sosok pria tua, usianya 50 tahunan. Ia menggandeng seorang anak laki-laki, usianya sekitar 11-12 tahun. Pria itu menutup mata anak itu.
   “Appa,! Kenapa Noona ku menangis sambil menyebut Umma? Kenapa Appa menutup mataku?” Tanya anak itu.
“Kau tidak boleh melihat ini nak” jawabnya tenang dan lembut
**
Chapter 1
Saat hyeri berusia 10 tahun ayahnya meninggal karena sakit. Ibu Hyeri yang sangat mencintai suaminya benar-benar merasa terpukul. Tiga tahun kemudian ia memutuskan untuk menikah lagi dengan Kim Min han, duda beranak satu. Perusahaan Park Corp yang diambil alih pimpinan oleh Ibunda Hyeri terus menerus mengalami penurunan profit. Ditambah lagi adik bungsu Hyeri yang bernama Park Minji meninggal dunia di usianya yang menginjak 3 bulan. Ibu Hyeri semakin depresi, hingga menyebabkannya menjadi gila.
Esok harinya,,Hyeri terduduk di sofa ruang tamu rumahnya, matanya masih sembab. Di depannya tergeletak Koran baru pagi ini, headlinenya tertulis Presiden Direktur Park Corp meninggal karena bunuh diri. Sekilas membacanya hyeri langsung membalik halaman Koran itu. Disudut ruangan, dekat anak tangga pria itu menatapnya sendu, tatapan bersimpatik,
“Hyeri ah, ayo kita berangkat ke pemakaman” ajaknya
“Kajja Oppa”
Dipemakaman
Beberapa orang berbaju hitam mengelilingi pusara putih dihadapan mereka, berdoa dengan kidmad. Hanya kalangan keluarga yang hadir di pemakaman itu. Park Sehun adik laki-laki Hyeri terus menerus menangis. Di usianya yang hendak menginjak 12 tahun, sehun belum bisa bersikap dewasa untuk mampu menerima kematian ibunya yang sangatlah ia sayangi itu, walaupun teman-teman di sekolahnya sering mengejek karena ibunya sakit jiwa tapi SSehu tetap tidak malu. Anak it uterus memegangi erat tangan Tuan Kim.
“Appa,, Apakah Umma tidak bisa kembali bersama kita lagi?”tanyanya sesenggukan
“Sehun sayang,,Ummamu sudah pergi, ketempat yang sangat damai” jawab Tuan Kim sambil mengusap lembut rambut anak itu.
Walau tuan kim adalah ayah tiri sehun, tapi sehun benar-benar menganggapnya laksana ayah terbaik yang dimilikinya. Luhan terus menggenggam erat tangan Hyeri, ia cukup terpukul akan kematian bibinya itu. Baginya beliau dan semua keluarga Park sangat baik, karena telah merawatnya sejak Luhan berusia 7 tahun, sejak kedua orang tua Luhan meninggal karena kecelakaan. Ia melihat Hyeri menangis, kali ini hanya leleran air mata dari sudut matanya tanpa suara, tanpa erangan, hal itu membuat Luhan juga ingin menangis.
Tak lama tuan Kim segera membawa Sehun pulang, tak baik bagi anak itu terlalu lama berada di pemakaman. Luhan mengikuti Tuan Kim dan Sehun. Hyeri juga Jae in ingin tetep tinggal sebentar.
Gadis itu, Kim Jae in beringsut ke tanah, terduduk di dekat makam sambil memegang nisan ibunya itu. Ia menangis setelah semua orang pergi. Tangisannya aneh seperti orang tertawa, cukup keras.
“Oh tidak Omma,,kenapa kau harus pergi?!” ucapnya disela-sela tangisannya, Hyeri masih berdiri dibelakangnya menjadi semakin sedih. Tapi kesedihannya harus ditutup, ia harus tegar.
“Unnie sayang, kita harus merelakan Umma pergi, ayo unnie kita pulang” ajak Hyeri pada Jaein sambil memapahnya berdiri, gadis itu terlihat lemas. Mereka berdua berjalan beriringan menuju pintu luar pemakaman. Terlihat seorang pemuda berjas hitam, bersandar disamping mobil Porsche merah. Ia menunduk, rambut coklat tuanya yang lebat, berkibar tertiup angin, sebagian menutupi wajah sendunya yang tampan.
“Luhan Oppa, kau masih disini? Kau tidak ikut dengan Appa dan Sehun tadi?”Tanya Hyeri
“Oh tidak, aku tidak mungkin membiarkan jae in noona menyetir, aku akan mengantar pulang” ujar luhan
“Oh Luhan kau sangat baik , gomawo”ujar Jae in lirih
Didalam mobil hyeri duduk disamping Luhan di kursi depan. Melalu kaca mobil dia bisa melihat Jae in yang duduk di belakang. Jae in membuka jendela mobil didekatnya, angin berhembus, meniup rambut pendeknya, menerpa wajahnya yang keras namun sangat cantik. Ia memandang hampa keluar, ia tidak tersenyum. Jae in memang baru berusia 20 tahun, tetapi wajahnya kala itu benar-benar terlihat lebih tua 6 tahun dari usianya. Keadaan di mobil masih hening hingga Hyeri membuka suara.
“ Luhan Oppa, kau harus memaafkan Umma, yang mungkin kecelakaan orang tuamu karena umma waktu itu mendadak menelpon Appamu yang sedang menyetir, mengabarkan kabar buruk dan menuntut Appa mu untuk bertanggun jawab atas kemunduran Park Corp”ujar Hyeri
“Aku tahu Hyeri, aku juga tidak menyalahkan bibi Park, ayahku adalah salah satu direktur park corp, memang beliau juga harus bertanggung jawab, dan saat itu saat sedang menyetir seharusnya beliau menepi dulu jika ingin mengangkat telepon, sungguh Hyeri, bibi Park tidak salah, dia hanya melakukan tugasnya, memang takdir telah memutuskan, Umma dan Appa meninggal dalam kecalakaan itu” papar Luhan
“Oh Oppa, terima kasih kau mau mengerti” ujar hyeri
“ Tentu” ucap Luhan sambil menepuk pelan bahu Hyeri
Jae in ikut mendengar percakapan itu, tapi tatapannya tetap keluar jendela, wajahnya menghadang angin yang berhembus, hinga akhirnya ia menoleh kea rah depan saat Hyeri mulai bicara padanya.
“Unnie aku juga ingin kau memaafkan bila umma memiliki kesalahan atau pernah menyakiti perasaanmu”
“Hyeri ah,,umma tidak pernah berbuat salah padaku, dank au tahu aku amatlah menyayangi beliau, begitu juga beliau, amatlah menyayangiku” ujar Jae in lembut
“Oh kalian, aku berterima kasih, aku harap umma bahagia di sana, aku akan berusaha tidak sedih lagi untuk menyenangkan umma disana” ucap hyeri seraya tersenyum lebar sambil menghapus bersih sisa air matanya.
**
6 bulan kemudian,,,
Semenjak Ny Park Min Sun meninggal keadaan rumah keluarga Park kembali seperti sediakala. Luhan telah memberi keceriaan di rumah itu. Dia selalu menghibur Hyeri maupun Jaein saat mereka teringat akan ibunya. Hyeri telah sedikit demi sedikit melupakan kesedihannya, teman-teman disekoah Hyeri juga terus menghibur dan menyemangatinya. Terutama luhanlah yang mengobati kesedihan hyeri saat dirumah, walau luhan bukan sepupu kandung hyeri, luhan sangat tahu perasaan hyeri saat ditinggal orang tuanya pergi. Karena luhan telah menjadi yatim piatu dua kali, pertama saat ia kecil dan tingal dipanti asuhan, kemudian menjadi yatim piatu lagi semenjak kedua orang tua angkatnya yang mengadopsinya meninggal dalam kecelakaan mobil saat usianya 7 tahun dan akhirnya dirawat oleh keluarga park. Ia tahu benar perasaan kehilangan itu.
Selain itu tuan Kim telah menggantikan peran mengurus perusahaan, sebenarnya itu telah berlangsung sejak Ny Park mengalami gangguan jiwa. Berkat kepiawaiannya, Park Corporation yang hampir collaps kembali bangkit. Strategi jitunya mampu membuat park Corp menjadi salah satu perusahaan manufaktur besar di korea selatan.
Pagi itu saat Hyeri sedang dikamarnya ketika tiba-tiba Luhan masuk kekamarnya.
“Hai Hyeri,,eh maksudku resdir hyeri, kau akan segera jadi Presdir my dongsaeng, Chukae2” ujar luhan
“ Eh maksud oppa apa?bagaimana kau,,apa kau mendengar,,,”ujar hyeri terputus
“hehe iya, aku tak sengaja mendengar saat pengacara keluarga kita bilang padamu bahwa kau dan sehun adalah pewaris utama park corp, maaf aku tak sengaja dengar,”ujar luhan
“Oh iya,,tapi itu masinh lama saat nanti usia kami menginjak 24 tahun, jika aku telah umpuni dan lulus kuliah”
“itu tak akan lama, sudah sana segera berangkat sekolah telat nanti”
“ Heh memangnya oppa tidak ke sekolah juga?”ujar hyeri sambil memoleskan bedak diwajahnya didepan meja riasnya.
“Aku kan sudah selesai Ujian nasional, sebentar lagi kkelulusanku, buat apa kesekolah haha, aku sudah bebas” ucapnya sambil menjatuhkan diri di ranjang hyeri yang telah tertata rapi.
Tak lama ada sosok wanita membuka pintu kamar
“Eh jae in noona, kau sudah lama ya disitu? Karena aku telah merasakan auramu disini dari tadi, hehe,,aku bercanda”ucap luhan cengengesan
“Eh tidak juga aku baru saja kok, Hyeriah kau sudah ditunggu sehun di bawah kalian harus segera sekolah” ujar jae in seakan-akan ia ibu hyeri.
“Iya unnie tentu, aku hanya tinggal menata rambutku” jawab hyeri sambil tetap bercermin.
“Luhan ah,,kau mau mengantarku kuliah? Kau tidak masuk sekolah kan?” Tanya jae in
“Oh iya noona aku bebas dari sekolah hari ini, ok aku akan mengantarmu”
“Kajja” ajak Jae in sambil menggandeng tangan Luhan
‘jae in unnie dan Luhan Oppa itu selisihnya tidak sampai 2 tahun tapi kenapa Jaein uni terlihat jauh lebih tua ya,hehe?’batin hyeri sambil mengamati mereka keluar kaar melalui cerminnya.
Di sekolah,,
Teng, teng, teng 7 x, jam di sekolah itu terdengar 7 x berarti sudah hamper terlambat. Hyeri dan Sehun yang diantar supir mereka telah memasuki halaman luas sekolah 4 lantai itu. Sekolah itu terdiri dari 3 jenjang SD, SMP, dan SMA, gedungnya megah dan modern.
“Noona, aku harus kekelas, aku takut akan dihukum bu guru nanti, dah noona!”seru sehun sambil berlari kearah kelasnya.
Hyeri sudah bisa memastikan ia akan terlambat. Kelasnya X F dilantai 3 dan hari itu jam pertama adalah pelajaran fisika Ibu Hye bong yang super galak itu. Hyeri sudah tidak berminat. Jadi dia berjalan perlahan dan santai memasuki gedung. Ia berniat menuju perpustakaan di dekat kelasnya dilantai 3.
Tap,, Tap,,Hyeri melangkah ke belokan menuju lorong yang sepi ke prpustakaan. Tap,Tap,,hyeri terus melangkah dalam lorong yang panjang itu, dibelokan terakhir yang dilaluinya Hyeri benar-benar merasa ada langkah lain dibelakangnya. Tap,,Tap,,Tap langkah kaki di belakangnya lebih cepat dan lebih berat. Hyeri mempercepat langkahnya, kini ia benar-benar merasa ada yang mengikutinya. Hyeri mulai berlari, kini ia mendengar langkah langkah dibelakangnya semakin dekat. Hyeri tak menoleh ke belakang, ia berusaha memasang jurus pertahanannya saat bayangan seseorang terlihat, bayangan pria, sangat dekat, kini hyeri merasakan taelapak tangan menyentuh bahunya.
DAPPP, BlaKK!! Hyeri menarik tangan pria itu kedepan hendak membantingnya ke lantai.
“Hei tunggu dulu, Hyeri ah! Ini aku!! Kau ini kenapa?!lihat lenganku hampir patah nie, tarikanmu kuat sekali”ujar pria itu, ekspresinya benar-benar lebay.
“Ya Ampun Chanyeol ah! Kau ini ingin menakutiku ya?jalan diam-diam di belakangku!”ujar hyeri galak.
“Hehehe niatnya aku ingin mengagetimu, eh kau malah,,dan lihat mukamu pucat gitu, kayak abiz lihat hantu,,huahahaha, berarti aku berhasil huahahah”chanyeol tertawa aneh, dan itu sudah biasa bagi Hyeri, kekasihnya itu memang sering sekali menjahilinya. Tetapi karena itu pula hyeri menyukai Chanyeol. Dia menganggap semua tindakan chanyeol lucu di matanya.
“Eh Chanyeol ah kau tidak ikut pelajaran Hye bong saem,,bolos ya?”
“Tidak hari ini wanita galak itu berhalangan hadir, haha, ngomong-ngomong kapan kau terima tropi kejuaraan taek kwon do mu?” Tanya chanyeol sambil terus cengengesan tapi tetap terlihat tampan.
“Hah, dasar chanyeol!!kau ini lupa atau pura-pura lupa? Dua hari lalu kan aku sudah menerimanya, kau juga telah tau kurasa”
“Eh iya akuu lupa,,hehe,,eh eh kau ini panggil aku oppa!!”ujar chanyeol
“Tidak mau huee,,ejek hyeri sambil berlari ke kelas. Dia tak sabar ingin berbincang dengan sahabatnya Luna. Hari-hari hyeri lalui dengan sahabatnya itu, dia selalu menghibur hyeri dalam suka maupun duka. Begitu juga luna, dia selalu bercerita pada hyeri dan Luna paling semangat jika sudah berbincang tentang luhan.

7 tahun kemudian,,,,
Dilantai dua, tepatnya dibekas kamar ibunya, gadis itu berdiri menghadap jendela dan matanya memandang kertas ditangannya, tertulis disana telah lulus strata pertama Manajemen Park Hyeri. Bibirnya menyunggingkan senyum manis. Dia telah lulus kuliah, dia akan mengemban tugas sesuai wasiat ibunya dan yakin ibunya akanselalu bangga terhadapnya. Perlu pula ku informasikan selain hyeri yang telah lulus, Jae in kakak hyeri sudah bekerja pada Park Corp sejak lulus kuliah. Ia memulai karir dari bawah hingga menduduki posisi sebagai kepala manajer sedangkan Luhan, karena ia kompeten dan sangat pandai, ia telah menjadi direktur pemasaran di usianya yang masih 26 tahun. Posisi yang sama dengan mendiang ayahnya dulu.
“Umma. Kau lihatkan, aku telah lulus, aku akan memimpin perusahaan sesuai keinginanmu, dan sehun dia juga sudah mulai kuliah, kami akan selalu membuatmu bangga. Umma, Appa,,damailah disana”ujar hyeri sambil tertunduk kidmad. Tiba-tiba seorang pria memasuki kamar.
“Hyeri ah,,apa aku mengganggu?” tanyanya
“Oh ,,tidak Luhan oppa, ada apa?”
“Ayo! Aku ingin mengajakmu ke perusahaan, melihat kondisi perusahaan”
“Ngomong-omong apakah appa sudah ke kantor?” Tanya hyeri pada luhan
“Belum, kurasa Tuan Kim masih di rumah ini, dia sedang mengurus sesuatu lebih baik kita duluan saja” jawab luhan
“Tapi oppa,,aku ada janji dengan chanyeol untuk,,,”
“Oh baiklah, taka pa lain kali waktu saja, kau tak boleh mengecewakan pria itu”jawab Luhan lugas
Tak lama chanyeol menjemput Hyeri. Dan Luhan telah berangkat ke kantornya sendiri. Tuan Kim yang berada dirumah hendak berangkat pula ketika tiba-tiba suatu hal menghadangnya pergi. Ketika Tuan Kim yang sudah tua itu berjalan sambil membawa tasnya, melintasi tangga dekat ruang tamu terlihat bayangan aneh didepan, tepatnya dari arah ruang tamu. Sosok itu, dengan jubah putih menyentuh lantai, wajahnya bertopeng besar, pucat, matanya bulat besar dan merah, bibir besar topeng itu tersenyum lebar memperlihatkan gigi kuningnya, rambut topeng itu jarang-jarang dan berwarna putih. Sosok itu membawa kapak. Sreetttt, srettt ktrettt,,.kapak itu diseret dipinggir tembok. Tuan Kim yang melihat penampakan itu gemetar, tas yang dibawanya terjatuh di lantai.
“Sssi aapppa?? Siapa kau, mau apa kau di rumah ini?”tanya tuan kim gemetar
“Kau akan mati,,hahaha!” sosok itu yang kini tepat berada di depan tuan Kim mengacung-acungkan kapak itu didepan Tuan Kim.
“Tittidakkk!! Tuan Kim berjalan mundur, wajahnya sungguh ketakutan, dan sosok itu terus maju mendekati Tn. Kim, kemudian, JLUPP,!JLUP, kapak itu terayun, mencabik-cabik isi perut Tn. Kim hingga tewas. Sosok itu melepas topengnya dan tersenyum puas.
Di sudut dapur, ada seorang yang meringkuk, bersembunyi di balik pintu, melihat dengan jelas kejadian itu, dia ketakutan setengah mati, tak berani bergerak.
**
Setelah pembunuh itu pergi, seorang wanita50 tahunan dibalik pintu memberanikan diri keluar menuju gagang telepon. Melihat majikannya tewas secara sadis, hatinya merasa sangat miris. Wajahnya masih ketakutan.
“Polisi, polisi, aku harus segera menelpon polisi” ucapnya bergetar.
Setelah ia tutup gagang telponnya, ia sedikit lega akan ada polisi datang, ia akan membeberkan semua yang dia lihat. Sedetik ia berbalik, sosok itu yang kini tanpa topeng, menghadangnya, menunjamkan kapaknya kearah pembantu setia keluarha Park itu. JLEP JLEP, tusukan demi tusukan hingga menewaskan wanita malang itu, naas sekali.
15 menit kemudian,,
Rombongan polisi bersenjata mendatangi rumah keluarga Park. Salah satu dari mereka yang merupakan komandan polisi yang masih muda berjalan didepan memasuki rumah sambil mengarahkan senjatanya ke depan.
“Ada orang?” tanyanya sambil tetap memasang wajah waspada.
“Detektif, sepertinya rumah ini kosong!” ujar salah satu anak buahnya.
Kemudian mereka dikejutkan oleh sosok mayat perempuan didekat telpon dan sofa ruang tamu, tergeletak mengerikan dengan darah berceceran disekitarnya. Tak lama anggota polisi lain datang melaporkan kepada komandan mereka bahwa mereka menemukan mayat lain dirumah itu.
“Kurasa ini pembunuhan, dan wanita ini tewas dibunuh setelah menelpon kita tadi, aku yakin!” ujar sang komandan pollisi.
“Kau Tao! Segera pasang police line, hubungi tetangga untuk menanyakan kemana seluruh penghuni rumah ini!” lanjutnya
“Baik detektif” ujap Tao anggota kepolisian itu.
Setelah Tao bertanya pada Tuan Lee tetangga, yang memang rumahnya agak jauh dari rumah keluarga Park yang luas. Ia mendapat informasi nomor Luhan, lalu Luhanpun segera datang ke rumah, begitu pula Jae In, Sehun dan Hyeri, setelah Luhan menghubungi mereka. Kini seluruh keluarga sudah berkumpul di rumah. Begitu tahu ayahnya meninggal Jae In dan Hyeri menangis. Tetapi Jae in yang merupakan satu-satunya putri kandung Tuan Kim menangis lebih histeris, bahkan ia meraung-raung.
“Appa!!Appa! Oh tidak!! Erang Jae In.
Sehun yang sangatlah menyayangi Tuan Kim juga ikut menangis. Luhan hanya bisa merangkul  dan menenangkan Sehun. Ia tertunduk wajahnya sedih. Detektif itu bangkit dan mendatangi Hyeri,  Hyeri yang sedang menangis di pelukan Chanyeol yang sedari tadi bersamanya.
“Nona apakah kau keluarga dari almarhum Tuan Kim?” perkenalkan saya detektif Kris.
“ Iya, saya Park Hyeri Putri almarhum” jawab Hyeri sambil mendongak karena polisi itu tinggi sekali.
“Dan kau nona?”tanya kris pada Jaein setelah agak tenang, dan kalian semua” ujarnya sekaligus pada Luhan, Sehun dan Chanyeol.
“Iya, saya, kedua nona ini dan lelaki ini, Sehun adalah keluarga dari korban Tn Kim, dan korban wanita itu adalah pembantu keluarga kami” jawab Luhan tenang.
“Oh, baiklah, saya ingin menanyakan siapa diantara kalian yang terakhir bertemu dan melihat korban?” tanya Kris
“Saya yang terakhir berpamitan pada appa sebelum saya pergi dengan Chanyeol kekasih saya” ujar Hyeri.
“Baiklah, maukah anda ikut saya ke kantor polisi? Setelah semua dibereskan?” tanya Kris
“Tidakkah kau lihat dia sedang berkabung? Sedang sedih?!”ujar Luhan pada Kris
“Bukan begitu Tuan, saya hanya ingin menanyakan sedikit informasi pada nona Hyeri”ujarnya
“Tak apa Oppa, baik detektif aku ikut denganmu” ujar Hyeri pada Kris
“Aku, akan ikut menemanimu Hyeri” Ucap Chanyeol sambil berusaha tetap menenangkan Hyeri disampingnya.
Di Kantor Polisi Seoul
Kini Hyeri berada di sebuah ruangan. Ruang 3 x 4 meter itu benar-benar terasa sesak walau ada AC di sudut atas dindingnya. Hyeri terus menerus mengetuk-etuk meja dihadapannya. Chanyeol terus berusaha menenangkan kekasihnya itu. Ia tahu Hyeri pasti terpukul atas kematian ayah tirinya. Tak berapa lama, seorang berperawakan tinggi, tegap, dan berparas tampan, usianya sekitar 26 tahun, seusia Luhan, memasuki ruangan itu, berjalan ke depan Hyeri, menatapnya penuh tanya.
“Nona Park Hyeri, Saya ingin bertanya informasi padamu” ujarnya tenang, belum sempat hyeri merespon detektif itu meneruskan pertanyaannya, “Ada dimana anda pada jam 09.00 pagi ini, tepat saat Tn Kim dan Bibi pembantu itu dibunuh?”
“Saya kan sudah bilang padamu Tuan, saya memang orang terakhir yang bertemu dengan ayahku, tapi setelah itu aku pergi dengan chanyeol dan aku tidak tahu apa-apa tentang ini” ujar hyeri
“Iya Hyeri bersamaku terus pagi ini” bela Chanyeol
“Oh begitukah, suatu pembunuhan itu bisa dilakukan lebih dari satu orang, tapi tunggu menurut informasi yang kudapat benarkah kau Nn Hyeri, akan menggantikan posisi Tuan Kim yang merupakan ayah tiri anda menjadi presiden direktur pada Park Corp?”tanya Kris
“Iya, sebenarnya itu baru akan terjadi jika aku telah kompeten dan ayahku telah memutuskan untuk pensiun, itu memang wasiat ibuku” jawab Hyeri
“Jadi Jika Tuan Kim wafat otomatis kau akan langsung menduduki posisi itu?”Eumm”
“Heh tunggu, apa Tuan menuduhku membunuh ayahku sendiri?” tanya hyeri menahan emosinya.
“Tunggu nona, aku tidak menuduh, aku hanya berusaha menganalisa, tenanglah, kumohon” ujar kris
“Hei Kau!, Aku kan sudah bilang dia selalu bersamaku pagi ini dan kami hanya pergi ke Toko buku!”Bentak Chanyeol pada Kris.
“Hei-hei kalian berdua tenanglah, ini baru sekedar analisisku, aku akan terus meneliti ini. Pembunuh itu, siapapun dia akan segera kutangkap, tidak lama lagi. Baiklah nona, tuan kurasa sampai disini dulu. Ijinkan aku untuk menangani kasus ini, akan kuungkap pelakunya, karena aku yakin pembunuhnya adalah orang terdekat korban” ujar kris sambil menerawang.
***
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar