Title : FEAR
Main Cast : Xi Luhan (EXO) as Park Luhan, Park Hyeri (OC), Kris (EXO),
Kim Jaejin(OC)
Support Cast : Chanyeol (EXO), Sehun (EXO) as Park Sehun, Luna F(x), Tao (EXO).
Length :
Chaptered
Genre :
Horor, Suspense
Rating :
Pg 16,
All author’s pov
Prolog
Kabut
di pagi itu berangsur-angsur pergi. Burung-burung parkit itu hinggap di sebuah
rumah dengan taman bunga terhampar di depannya. Rumah itu sangat besar, gaya
bangunannya kuno, walau hanya sua lantai tapi rumah itu terlihat menjulang
tinggi, mirip kastil. Dilantai dua rumah itu terdapat jendela yang sedang
terbuka, jendela itu penuh ukiran indah disisi-sisinya, besar dan tinggi.
Bahkan jika kau berdiri didekatnya, mungkin kau akan sama tinggi dan sejajar
dengan jendela itu. Terlepas dari jendela itu, terdapat sepasang mata menatap
nanar keluar, bibirnya komat-kamit tidak jelas. Wanita tengah baya itu
kira-kira baru berusia 40 tahunan, rambutnya acak-acakan, sebagian menutupi
wajah pucatnya yang sebenarnya cantik itu. Sosok wanita itu terlihat sangat
kurus dibalik piyama merah yang dikenakannya. Tangannya melambai keluar
jendela.
“Suamiku”
ujarnya lirih, parau
Sosok
pria dihadapannya, hanya bayangan, ikut melambai kearahnya dan menghilang.
Halusinasi wanita itu kembali muncul dan menghilang. Dia melihat kearah taman,
disana sedang menyiram bunga, sosok gadis remaja 16 tahunan. Park hyeri
mendongak dengan senyum manis merekah dibibirnya kea rah wanita dilantai dua
itu.
“Omma!!”
teriak gadis bernama hyeri sembari melambaikan tangan kuat-kuat karahnya.
Tapi
wanita itu tak lagi melihat ke bawah. Matanya kembali menatap hampa ke depan.
Tatapannya kosong seperti zombie, tanpa jiwa. Hyeri tahu ibunya itu mungkin tak
lagi mengenalinya, walau dulu ia anak perempuan kesayangannya. Hyeri tetap berusaha
seceria dan seriang mungkin didepan ibunya itu. Anak itu kembali menekuni
hobinya menyirami bunga-bunga kesayangannya.
**
Kembali pada wanita paruh baya itu,,
Dia terus menatap lurus ke depan,
tiba-tiba ia merasakan dua telapak tangan menyentuh punggungnya, sentuhan itu
berubah menjadi dorongan yang membuatnya maju mendekati bibir jendela. Lalu
dorongan itu semakin kuat mendrong wanita itu ke depan. Wanita itu berusaha
berontak tapi terlalu lemah untuk berhasil lepas. Dorongan yang semakin kuat
itu akhirnya menghempaskan tubuhnya keluar.
“AAARGHHH!!!”
Jerit wanita itu lirih dan hamper tak terdengar
“Umma!!!”
Jerit Hyeri keras dari bawah
BLUGG BUGG!!
Tubuh itu terjatuh keras di tanah
bersemen dibawahnya. Sangat keras hingga terdengar suara tulang-tulangnya
retak. Tubuh itu jatuh telungkup dengan tengkorak kepala yang hamper hancur,
darah mengalir deras dari kepalanya. Dia telah meninggal dan ssok di kamar di
lantai dua melihat kejadian itu, menyeringai.
Tak berapa lama,,,
“Hyeri
ah!! Kenapa menjerit?? Suaramu terdengar sampai kamarku!” ujarnya seorang
pemoda sambil ngos-ngosan
“Lu,,Luhan
Oppa!! Omma” Ujar Hyeri gagap sambil menunjuk tubuh yang terbujur kaku itu.
Wajah
Luhan memucat, melihat pemandangan di hadapannya. Sungguh mengerikan.
“Bibi
Park!!..A,,apa yang terjadi?” Tanya Luhan
“Umma!”
air mata langsung mengucur deras dari mata indahnya. Hyeri langsung terduduk
lemas, tak berani mendekati jazad ibunya. Luhan sepupu tersayang hyeri langsung
menghampirinya, member pelukan yang menenangkan sesaat. Kemudian seorang gadis,
mungkin usianya lebih tua dari Hyeri dan Luhan, lari menghampiri mayat itu.
“Umma!!
Andweee!!!” teriaknya, sambil menggoyang-goyangkan tubuh tak bernyawa itu,
berharap ia hidup kembali.
“Jae
in Unnie,,Umma kita telah tiada, kita harus merelakannya” Ujar Hyeri dari
belakang sambil terisak.
50
meter di belakang mereka, berdiri sosok pria tua, usianya 50 tahunan. Ia
menggandeng seorang anak laki-laki, usianya sekitar 11-12 tahun. Pria itu
menutup mata anak itu.
“Appa,! Kenapa Noona ku menangis sambil
menyebut Umma? Kenapa Appa menutup mataku?” Tanya anak itu.
“Kau
tidak boleh melihat ini nak” jawabnya tenang dan lembut
**
Chapter 1
Saat
hyeri berusia 10 tahun ayahnya meninggal karena sakit. Ibu Hyeri yang sangat
mencintai suaminya benar-benar merasa terpukul. Tiga tahun kemudian ia
memutuskan untuk menikah lagi dengan Kim Min han, duda beranak satu. Perusahaan
Park Corp yang diambil alih pimpinan oleh Ibunda Hyeri terus menerus mengalami
penurunan profit. Ditambah lagi adik bungsu Hyeri yang bernama Park Minji
meninggal dunia di usianya yang menginjak 3 bulan. Ibu Hyeri semakin depresi,
hingga menyebabkannya menjadi gila.
Esok harinya,,Hyeri
terduduk di sofa ruang tamu rumahnya, matanya masih sembab. Di depannya
tergeletak Koran baru pagi ini, headlinenya tertulis Presiden Direktur Park Corp meninggal karena bunuh diri. Sekilas
membacanya hyeri langsung membalik halaman Koran itu. Disudut ruangan, dekat
anak tangga pria itu menatapnya sendu, tatapan bersimpatik,
“Hyeri ah, ayo kita
berangkat ke pemakaman” ajaknya
“Kajja Oppa”
Dipemakaman
Beberapa orang berbaju
hitam mengelilingi pusara putih dihadapan mereka, berdoa dengan kidmad. Hanya
kalangan keluarga yang hadir di pemakaman itu. Park Sehun adik laki-laki Hyeri
terus menerus menangis. Di usianya yang hendak menginjak 12 tahun, sehun belum
bisa bersikap dewasa untuk mampu menerima kematian ibunya yang sangatlah ia
sayangi itu, walaupun teman-teman di sekolahnya sering mengejek karena ibunya
sakit jiwa tapi SSehu tetap tidak malu. Anak it uterus memegangi erat tangan
Tuan Kim.
“Appa,, Apakah Umma
tidak bisa kembali bersama kita lagi?”tanyanya sesenggukan
“Sehun sayang,,Ummamu
sudah pergi, ketempat yang sangat damai” jawab Tuan Kim sambil mengusap lembut
rambut anak itu.
Walau tuan kim adalah
ayah tiri sehun, tapi sehun benar-benar menganggapnya laksana ayah terbaik yang
dimilikinya. Luhan terus menggenggam erat tangan Hyeri, ia cukup terpukul akan
kematian bibinya itu. Baginya beliau dan semua keluarga Park sangat baik,
karena telah merawatnya sejak Luhan berusia 7 tahun, sejak kedua orang tua
Luhan meninggal karena kecelakaan. Ia melihat Hyeri menangis, kali ini hanya
leleran air mata dari sudut matanya tanpa suara, tanpa erangan, hal itu membuat
Luhan juga ingin menangis.
Tak lama tuan Kim segera
membawa Sehun pulang, tak baik bagi anak itu terlalu lama berada di pemakaman.
Luhan mengikuti Tuan Kim dan Sehun. Hyeri juga Jae in ingin tetep tinggal
sebentar.
Gadis itu, Kim Jae in
beringsut ke tanah, terduduk di dekat makam sambil memegang nisan ibunya itu.
Ia menangis setelah semua orang pergi. Tangisannya aneh seperti orang tertawa,
cukup keras.
“Oh tidak Omma,,kenapa
kau harus pergi?!” ucapnya disela-sela tangisannya, Hyeri masih berdiri
dibelakangnya menjadi semakin sedih. Tapi kesedihannya harus ditutup, ia harus
tegar.
“Unnie sayang, kita
harus merelakan Umma pergi, ayo unnie kita pulang” ajak Hyeri pada Jaein sambil
memapahnya berdiri, gadis itu terlihat lemas. Mereka berdua berjalan beriringan
menuju pintu luar pemakaman. Terlihat seorang pemuda berjas hitam, bersandar
disamping mobil Porsche merah. Ia menunduk, rambut coklat tuanya yang lebat,
berkibar tertiup angin, sebagian menutupi wajah sendunya yang tampan.
“Luhan Oppa, kau masih
disini? Kau tidak ikut dengan Appa dan Sehun tadi?”Tanya Hyeri
“Oh tidak, aku tidak
mungkin membiarkan jae in noona menyetir, aku akan mengantar pulang” ujar luhan
“Oh Luhan kau sangat
baik , gomawo”ujar Jae in lirih
Didalam mobil hyeri
duduk disamping Luhan di kursi depan. Melalu kaca mobil dia bisa melihat Jae in
yang duduk di belakang. Jae in membuka jendela mobil didekatnya, angin
berhembus, meniup rambut pendeknya, menerpa wajahnya yang keras namun sangat
cantik. Ia memandang hampa keluar, ia tidak tersenyum. Jae in memang baru
berusia 20 tahun, tetapi wajahnya kala itu benar-benar terlihat lebih tua 6
tahun dari usianya. Keadaan di mobil masih hening hingga Hyeri membuka suara.
“ Luhan Oppa, kau harus
memaafkan Umma, yang mungkin kecelakaan orang tuamu karena umma waktu itu
mendadak menelpon Appamu yang sedang menyetir, mengabarkan kabar buruk dan
menuntut Appa mu untuk bertanggun jawab atas kemunduran Park Corp”ujar Hyeri
“Aku tahu Hyeri, aku
juga tidak menyalahkan bibi Park, ayahku adalah salah satu direktur park corp,
memang beliau juga harus bertanggung jawab, dan saat itu saat sedang menyetir
seharusnya beliau menepi dulu jika ingin mengangkat telepon, sungguh Hyeri,
bibi Park tidak salah, dia hanya melakukan tugasnya, memang takdir telah
memutuskan, Umma dan Appa meninggal dalam kecalakaan itu” papar Luhan
“Oh Oppa, terima kasih
kau mau mengerti” ujar hyeri
“ Tentu” ucap Luhan
sambil menepuk pelan bahu Hyeri
Jae in ikut mendengar
percakapan itu, tapi tatapannya tetap keluar jendela, wajahnya menghadang angin
yang berhembus, hinga akhirnya ia menoleh kea rah depan saat Hyeri mulai bicara
padanya.
“Unnie aku juga ingin
kau memaafkan bila umma memiliki kesalahan atau pernah menyakiti perasaanmu”
“Hyeri ah,,umma tidak
pernah berbuat salah padaku, dank au tahu aku amatlah menyayangi beliau, begitu
juga beliau, amatlah menyayangiku” ujar Jae in lembut
“Oh kalian, aku
berterima kasih, aku harap umma bahagia di sana, aku akan berusaha tidak sedih
lagi untuk menyenangkan umma disana” ucap hyeri seraya tersenyum lebar sambil
menghapus bersih sisa air matanya.
**
6 bulan kemudian,,,
Semenjak Ny Park Min
Sun meninggal keadaan rumah keluarga Park kembali seperti sediakala. Luhan
telah memberi keceriaan di rumah itu. Dia selalu menghibur Hyeri maupun Jaein
saat mereka teringat akan ibunya. Hyeri telah sedikit demi sedikit melupakan
kesedihannya, teman-teman disekoah Hyeri juga terus menghibur dan
menyemangatinya. Terutama luhanlah yang mengobati kesedihan hyeri saat dirumah,
walau luhan bukan sepupu kandung hyeri, luhan sangat tahu perasaan hyeri saat
ditinggal orang tuanya pergi. Karena luhan telah menjadi yatim piatu dua kali,
pertama saat ia kecil dan tingal dipanti asuhan, kemudian menjadi yatim piatu
lagi semenjak kedua orang tua angkatnya yang mengadopsinya meninggal dalam
kecelakaan mobil saat usianya 7 tahun dan akhirnya dirawat oleh keluarga park.
Ia tahu benar perasaan kehilangan itu.
Selain itu tuan Kim
telah menggantikan peran mengurus perusahaan, sebenarnya itu telah berlangsung sejak
Ny Park mengalami gangguan jiwa. Berkat kepiawaiannya, Park Corporation yang
hampir collaps kembali bangkit. Strategi jitunya mampu membuat park Corp
menjadi salah satu perusahaan manufaktur besar di korea selatan.
Pagi itu saat Hyeri
sedang dikamarnya ketika tiba-tiba Luhan masuk kekamarnya.
“Hai Hyeri,,eh maksudku
resdir hyeri, kau akan segera jadi Presdir my dongsaeng, Chukae2” ujar luhan
“ Eh maksud oppa
apa?bagaimana kau,,apa kau mendengar,,,”ujar hyeri terputus
“hehe iya, aku tak
sengaja mendengar saat pengacara keluarga kita bilang padamu bahwa kau dan
sehun adalah pewaris utama park corp, maaf aku tak sengaja dengar,”ujar luhan
“Oh iya,,tapi itu
masinh lama saat nanti usia kami menginjak 24 tahun, jika aku telah umpuni dan
lulus kuliah”
“itu tak akan lama,
sudah sana segera berangkat sekolah telat nanti”
“ Heh memangnya oppa
tidak ke sekolah juga?”ujar hyeri sambil memoleskan bedak diwajahnya didepan
meja riasnya.
“Aku kan sudah selesai
Ujian nasional, sebentar lagi kkelulusanku, buat apa kesekolah haha, aku sudah
bebas” ucapnya sambil menjatuhkan diri di ranjang hyeri yang telah tertata
rapi.
Tak lama ada sosok
wanita membuka pintu kamar
“Eh jae in noona, kau
sudah lama ya disitu? Karena aku telah merasakan auramu disini dari tadi,
hehe,,aku bercanda”ucap luhan cengengesan
“Eh tidak juga aku baru
saja kok, Hyeriah kau sudah ditunggu sehun di bawah kalian harus segera
sekolah” ujar jae in seakan-akan ia ibu hyeri.
“Iya unnie tentu, aku
hanya tinggal menata rambutku” jawab hyeri sambil tetap bercermin.
“Luhan ah,,kau mau
mengantarku kuliah? Kau tidak masuk sekolah kan?” Tanya jae in
“Oh iya noona aku bebas
dari sekolah hari ini, ok aku akan mengantarmu”
“Kajja” ajak Jae in
sambil menggandeng tangan Luhan
‘jae in unnie dan Luhan
Oppa itu selisihnya tidak sampai 2 tahun tapi kenapa Jaein uni terlihat jauh
lebih tua ya,hehe?’batin hyeri sambil mengamati mereka keluar kaar melalui
cerminnya.
Di
sekolah,,
Teng, teng, teng 7 x,
jam di sekolah itu terdengar 7 x berarti sudah hamper terlambat. Hyeri dan
Sehun yang diantar supir mereka telah memasuki halaman luas sekolah 4 lantai
itu. Sekolah itu terdiri dari 3 jenjang SD, SMP, dan SMA, gedungnya megah dan
modern.
“Noona, aku harus
kekelas, aku takut akan dihukum bu guru nanti, dah noona!”seru sehun sambil
berlari kearah kelasnya.
Hyeri sudah bisa
memastikan ia akan terlambat. Kelasnya X F dilantai 3 dan hari itu jam pertama
adalah pelajaran fisika Ibu Hye bong yang super galak itu. Hyeri sudah tidak
berminat. Jadi dia berjalan perlahan dan santai memasuki gedung. Ia berniat
menuju perpustakaan di dekat kelasnya dilantai 3.
Tap,, Tap,,Hyeri
melangkah ke belokan menuju lorong yang sepi ke prpustakaan. Tap,Tap,,hyeri
terus melangkah dalam lorong yang panjang itu, dibelokan terakhir yang
dilaluinya Hyeri benar-benar merasa ada langkah lain dibelakangnya.
Tap,,Tap,,Tap langkah kaki di belakangnya lebih cepat dan lebih berat. Hyeri
mempercepat langkahnya, kini ia benar-benar merasa ada yang mengikutinya. Hyeri
mulai berlari, kini ia mendengar langkah langkah dibelakangnya semakin dekat.
Hyeri tak menoleh ke belakang, ia berusaha memasang jurus pertahanannya saat
bayangan seseorang terlihat, bayangan pria, sangat dekat, kini hyeri merasakan
taelapak tangan menyentuh bahunya.
DAPPP, BlaKK!! Hyeri
menarik tangan pria itu kedepan hendak membantingnya ke lantai.
“Hei tunggu dulu, Hyeri
ah! Ini aku!! Kau ini kenapa?!lihat lenganku hampir patah nie, tarikanmu kuat
sekali”ujar pria itu, ekspresinya benar-benar lebay.
“Ya Ampun Chanyeol ah!
Kau ini ingin menakutiku ya?jalan diam-diam di belakangku!”ujar hyeri galak.
“Hehehe niatnya aku
ingin mengagetimu, eh kau malah,,dan lihat mukamu pucat gitu, kayak abiz lihat
hantu,,huahahaha, berarti aku berhasil huahahah”chanyeol tertawa aneh, dan itu
sudah biasa bagi Hyeri, kekasihnya itu memang sering sekali menjahilinya.
Tetapi karena itu pula hyeri menyukai Chanyeol. Dia menganggap semua tindakan
chanyeol lucu di matanya.
“Eh Chanyeol ah kau
tidak ikut pelajaran Hye bong saem,,bolos ya?”
“Tidak hari ini wanita
galak itu berhalangan hadir, haha, ngomong-ngomong kapan kau terima tropi
kejuaraan taek kwon do mu?” Tanya chanyeol sambil terus cengengesan tapi tetap
terlihat tampan.
“Hah, dasar
chanyeol!!kau ini lupa atau pura-pura lupa? Dua hari lalu kan aku sudah
menerimanya, kau juga telah tau kurasa”
“Eh iya akuu lupa,,hehe,,eh
eh kau ini panggil aku oppa!!”ujar chanyeol
“Tidak mau huee,,ejek
hyeri sambil berlari ke kelas. Dia tak sabar ingin berbincang dengan sahabatnya
Luna. Hari-hari hyeri lalui dengan sahabatnya itu, dia selalu menghibur hyeri
dalam suka maupun duka. Begitu juga luna, dia selalu bercerita pada hyeri dan
Luna paling semangat jika sudah berbincang tentang luhan.
7
tahun kemudian,,,,
Dilantai dua, tepatnya
dibekas kamar ibunya, gadis itu berdiri menghadap jendela dan matanya memandang
kertas ditangannya, tertulis disana telah lulus strata pertama Manajemen Park
Hyeri. Bibirnya menyunggingkan senyum manis. Dia telah lulus kuliah, dia akan
mengemban tugas sesuai wasiat ibunya dan yakin ibunya akanselalu bangga
terhadapnya. Perlu pula ku informasikan selain hyeri yang telah lulus, Jae in
kakak hyeri sudah bekerja pada Park Corp sejak lulus kuliah. Ia memulai karir
dari bawah hingga menduduki posisi sebagai kepala manajer sedangkan Luhan,
karena ia kompeten dan sangat pandai, ia telah menjadi direktur pemasaran di
usianya yang masih 26 tahun. Posisi yang sama dengan mendiang ayahnya dulu.
“Umma. Kau lihatkan,
aku telah lulus, aku akan memimpin perusahaan sesuai keinginanmu, dan sehun dia
juga sudah mulai kuliah, kami akan selalu membuatmu bangga. Umma, Appa,,damailah
disana”ujar hyeri sambil tertunduk kidmad. Tiba-tiba seorang pria memasuki
kamar.
“Hyeri ah,,apa aku
mengganggu?” tanyanya
“Oh ,,tidak Luhan oppa,
ada apa?”
“Ayo! Aku ingin
mengajakmu ke perusahaan, melihat kondisi perusahaan”
“Ngomong-omong apakah
appa sudah ke kantor?” Tanya hyeri pada luhan
“Belum, kurasa Tuan Kim
masih di rumah ini, dia sedang mengurus sesuatu lebih baik kita duluan saja”
jawab luhan
“Tapi oppa,,aku ada
janji dengan chanyeol untuk,,,”
“Oh baiklah, taka pa lain
kali waktu saja, kau tak boleh mengecewakan pria itu”jawab Luhan lugas
Tak lama chanyeol
menjemput Hyeri. Dan Luhan telah berangkat ke kantornya sendiri. Tuan Kim yang
berada dirumah hendak berangkat pula ketika tiba-tiba suatu hal menghadangnya
pergi. Ketika Tuan Kim yang sudah tua itu berjalan sambil membawa tasnya,
melintasi tangga dekat ruang tamu terlihat bayangan aneh didepan, tepatnya dari
arah ruang tamu. Sosok itu, dengan jubah putih menyentuh lantai, wajahnya
bertopeng besar, pucat, matanya bulat besar dan merah, bibir besar topeng itu
tersenyum lebar memperlihatkan gigi kuningnya, rambut topeng itu jarang-jarang
dan berwarna putih.
Sosok itu membawa kapak. Sreetttt, srettt ktrettt,,.kapak itu diseret dipinggir
tembok. Tuan Kim yang melihat penampakan itu gemetar, tas yang dibawanya
terjatuh di lantai.
“Sssi aapppa?? Siapa kau, mau apa kau di rumah ini?”tanya tuan kim gemetar
“Kau akan mati,,hahaha!” sosok itu yang kini tepat berada di depan tuan Kim
mengacung-acungkan kapak itu didepan Tuan Kim.
“Tittidakkk!! Tuan Kim berjalan mundur, wajahnya sungguh ketakutan, dan
sosok itu terus maju mendekati Tn. Kim, kemudian, JLUPP,!JLUP, kapak itu
terayun, mencabik-cabik isi perut Tn. Kim hingga tewas. Sosok itu melepas
topengnya dan tersenyum puas.
Di sudut dapur, ada seorang yang meringkuk, bersembunyi di balik pintu,
melihat dengan jelas kejadian itu, dia ketakutan setengah mati, tak berani
bergerak.
**
Setelah pembunuh itu pergi, seorang wanita50 tahunan dibalik pintu
memberanikan diri keluar menuju gagang telepon. Melihat majikannya tewas secara
sadis, hatinya merasa sangat miris. Wajahnya masih ketakutan.
“Polisi, polisi, aku harus segera menelpon polisi” ucapnya bergetar.
Setelah ia tutup gagang telponnya, ia sedikit lega akan ada polisi datang,
ia akan membeberkan semua yang dia lihat. Sedetik ia berbalik, sosok itu yang
kini tanpa topeng, menghadangnya, menunjamkan kapaknya kearah pembantu setia
keluarha Park itu. JLEP JLEP, tusukan demi tusukan hingga menewaskan wanita
malang itu, naas sekali.
15 menit kemudian,,
Rombongan polisi bersenjata mendatangi rumah keluarga Park. Salah satu dari
mereka yang merupakan komandan polisi yang masih muda berjalan didepan memasuki
rumah sambil mengarahkan senjatanya ke depan.
“Ada orang?” tanyanya sambil tetap memasang wajah waspada.
“Detektif, sepertinya rumah ini kosong!” ujar salah satu anak buahnya.
Kemudian mereka dikejutkan oleh sosok mayat perempuan didekat telpon dan
sofa ruang tamu, tergeletak mengerikan dengan darah berceceran disekitarnya.
Tak lama anggota polisi lain datang melaporkan kepada komandan mereka bahwa
mereka menemukan mayat lain dirumah itu.
“Kurasa ini pembunuhan, dan wanita ini tewas dibunuh setelah menelpon kita
tadi, aku yakin!” ujar sang komandan pollisi.
“Kau Tao! Segera pasang police line, hubungi tetangga untuk menanyakan
kemana seluruh penghuni rumah ini!” lanjutnya
“Baik detektif” ujap Tao anggota kepolisian itu.
Setelah Tao bertanya pada Tuan Lee tetangga, yang memang rumahnya agak jauh
dari rumah keluarga Park yang luas. Ia mendapat informasi nomor Luhan, lalu
Luhanpun segera datang ke rumah, begitu pula Jae In, Sehun dan Hyeri, setelah
Luhan menghubungi mereka. Kini seluruh keluarga sudah berkumpul di rumah.
Begitu tahu ayahnya meninggal Jae In dan Hyeri menangis. Tetapi Jae in yang
merupakan satu-satunya putri kandung Tuan Kim menangis lebih histeris, bahkan
ia meraung-raung.
“Appa!!Appa! Oh tidak!! Erang Jae In.
Sehun yang sangatlah menyayangi Tuan Kim juga ikut menangis. Luhan hanya
bisa merangkul dan menenangkan Sehun. Ia
tertunduk wajahnya sedih. Detektif itu bangkit dan mendatangi Hyeri, Hyeri yang sedang menangis di pelukan
Chanyeol yang sedari tadi bersamanya.
“Nona apakah kau keluarga dari almarhum Tuan Kim?” perkenalkan saya
detektif Kris.
“ Iya, saya Park Hyeri Putri almarhum” jawab Hyeri sambil mendongak karena
polisi itu tinggi sekali.
“Dan kau nona?”tanya kris pada Jaein setelah agak tenang, dan kalian semua”
ujarnya sekaligus pada Luhan, Sehun dan Chanyeol.
“Iya, saya, kedua nona ini dan lelaki ini, Sehun adalah keluarga dari
korban Tn Kim, dan korban wanita itu adalah pembantu keluarga kami” jawab Luhan
tenang.
“Oh, baiklah, saya ingin menanyakan siapa diantara kalian yang terakhir
bertemu dan melihat korban?” tanya Kris
“Saya yang terakhir berpamitan pada appa sebelum saya pergi dengan Chanyeol
kekasih saya” ujar Hyeri.
“Baiklah, maukah anda ikut saya ke kantor polisi? Setelah semua
dibereskan?” tanya Kris
“Tidakkah kau lihat dia sedang berkabung? Sedang sedih?!”ujar Luhan pada
Kris
“Bukan begitu Tuan, saya hanya ingin menanyakan sedikit informasi pada nona
Hyeri”ujarnya
“Tak apa Oppa, baik detektif aku ikut denganmu” ujar Hyeri pada Kris
“Aku, akan ikut menemanimu Hyeri” Ucap Chanyeol sambil berusaha tetap
menenangkan Hyeri disampingnya.
Di Kantor Polisi Seoul
Kini Hyeri berada di sebuah ruangan. Ruang 3 x 4 meter itu benar-benar
terasa sesak walau ada AC di sudut atas dindingnya. Hyeri terus menerus
mengetuk-etuk meja dihadapannya. Chanyeol terus berusaha menenangkan kekasihnya
itu. Ia tahu Hyeri pasti terpukul atas kematian ayah tirinya. Tak berapa lama,
seorang berperawakan tinggi, tegap, dan berparas tampan, usianya sekitar 26
tahun, seusia Luhan, memasuki ruangan itu, berjalan ke depan Hyeri, menatapnya
penuh tanya.
“Nona Park Hyeri, Saya ingin bertanya informasi padamu” ujarnya tenang,
belum sempat hyeri merespon detektif itu meneruskan pertanyaannya, “Ada dimana
anda pada jam 09.00 pagi ini, tepat saat Tn Kim dan Bibi pembantu itu dibunuh?”
“Saya kan sudah bilang padamu Tuan, saya memang orang terakhir yang bertemu
dengan ayahku, tapi setelah itu aku pergi dengan chanyeol dan aku tidak tahu
apa-apa tentang ini” ujar hyeri
“Iya Hyeri bersamaku terus pagi ini” bela Chanyeol
“Oh begitukah, suatu pembunuhan itu bisa dilakukan lebih dari satu orang,
tapi tunggu menurut informasi yang kudapat benarkah kau Nn Hyeri, akan
menggantikan posisi Tuan Kim yang merupakan ayah tiri anda menjadi presiden
direktur pada Park Corp?”tanya Kris
“Iya, sebenarnya itu baru akan terjadi jika aku telah kompeten dan ayahku
telah memutuskan untuk pensiun, itu memang wasiat ibuku” jawab Hyeri
“Jadi Jika Tuan Kim wafat otomatis kau akan langsung menduduki posisi
itu?”Eumm”
“Heh tunggu, apa Tuan menuduhku membunuh ayahku sendiri?” tanya hyeri
menahan emosinya.
“Tunggu nona, aku tidak menuduh, aku hanya berusaha menganalisa, tenanglah,
kumohon” ujar kris
“Hei Kau!, Aku kan sudah bilang dia selalu bersamaku pagi ini dan kami
hanya pergi ke Toko buku!”Bentak Chanyeol pada Kris.
“Hei-hei kalian berdua tenanglah, ini baru sekedar analisisku, aku akan
terus meneliti ini. Pembunuh itu, siapapun dia akan segera kutangkap, tidak
lama lagi. Baiklah nona, tuan kurasa sampai disini dulu. Ijinkan aku untuk
menangani kasus ini, akan kuungkap pelakunya, karena aku yakin pembunuhnya
adalah orang terdekat korban” ujar kris sambil menerawang.
***
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar