Title : FEAR (PART 2)
Main Cast : Xi Luhan (EXO) as Park Luhan, Park Hyeri (OC), Kris (EXO),
Kim Jae in (OC)
Support Cast : Chanyeol (EXO), Sehun (EXO) as Park Sehun, Luna F(x), Tao (EXO).
Length : Chaptered
Genre : Horor, Suspense
Rating : Pg 16,
All author’s pov
Chapter 2
3
hari kemudian,,
Hye
ri terduduk di kursi menekuni layar komputer didepannya. Arsip-arsip di mejanya
itu sibuk dikerjakannya. Nama CEO Kim Minhan dipapan itu telah berganti nama
menjadi Park Hyeri. Di usianya yang hendak menginjak 24 tahun bulan depan,
hyeri memang masih terlalu muda untuk menduduki posisi ini. Disela kesibukannya
tiba-tiba pintu kantor pribadi Hyeri yang luas itu diketuk,,tok, tok, tok,
tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer hyeri menyahut.
“Masukklah”
“Nyonya
Park, ini saya menyampaikan arsip laporan tentang pemasaran dari direktur
Luhan, yang harus anda periksa” ucap wanita itu dengan lembut dan halus yang
ternyata memang sesuai dengan orangnya yang cantik dan lembut, rambut panjang
sebahu dengan gaun kerja coklat, menambah anggun penampilannya.
“Eumm
baiklah taruh di meja saya dan kau bisa pergi, terimakasih” ujar Hyeri tanpa
menoleh
“Oh
iya tolong sampaikan ke direktur Luhan untuk hadir dirapat direksi jam 1 nanti”
Ujar Hyeri yang kini dia menoleh dan menatap ke wanita dihadapannya itu, yang
merupakan sekretaris Luhan.
“Ya
Tuhan,,Kau, Luna sahabatku, Hei sejak kapan kau bekerja di Park
Industries?”Tanya Hyeri, kini ia beranjak berdiri menghampiri teman lamanya
itu.
“Saya
baru 1 bulan bekerja, menjadi sekretaris direktur Luhan, Nyonya” Ujarnya formal
“Ya
ampun Luna, kenapa kau seformal ini padaku? Kau itu temanku bersikaplah biasa
jika hanya denganku!” Ujar hyeri sambil merangkul Luna.
“Hyeri
ah, sekarang kau adalah atasanku dan disini di perusahaan ini harusnya aku
memang bersikap formal kan? Presdir Hyeri?” jawabnya disertai dengan tawa
riangnya
“Hei,
Luna ya! Apa kau masih menyukai Luhan Oppa?” tanya hyeri menyelidik dan Luna
hanya tersipu mendengarnya.
“Hah
kau ini, kumohon bersikaplah seperti layaknya temanku, Oh iya tolong sampaikan
ke Luhan Oppa, hari ini tak perlu mengantarku pulang, aku harus kerja lembur
malam ini dan Chanyeol akan menjemputku” papar hyeri pada Luna
“OK
Boss!” Jawab Luna sambil memamerkan senyumnya yang bersahabat.
**
Malam
pukul 22.30
Malam
itu di ruang kantornya hyeri berkutat pada pekerjaan yang belum terselesaikan.
Ia berpikir harus menyelesaikannya sebelum jam 11, karena Chanyeol akan
menjemputnya pukul sebelas malam dan lelaki itu selalu tepat waktu.
Pukul
23.00
Chanyeol
sampai didepan gedung Park Industries membawa buket bunga anggrek, dia yakin
hyeri belum punya jenis anggrek itu. Setiba di lobi gedung di lantai dua
tepatnya, dia meletakkan anggrek beserta pot nya diatas meja. Wajah tampannya
terlihat sumringah, dia lelaki baik dan setia dan cintanya tulus pada hyeri, ia
melirik ke jam tangannya, ‘sudah pukul 23.16 kenapa hyeri lama ya,,dan kantor
ini sudah sepi’ pikir chanyeol.
Drrt
drrrrttt di layar hp chanyeol tertera tulisan
New message
From:hyeri
“Chanyeol ah, apa kau sudah
menunggu? Kurasa aku hampir selesai, mungkin 5 atau 10 menit lagi aku turun”
Replay: Chanyeol to
Hyeri
“Baiklah , aku tunggu
di lobi gedung lantai 2”
Chanyeol sendiri duduk di sofa di
lobi itu, ia memandang lanit-langit tinggi gedung itu, sebagian besar lampu di
gedung itu telah padam, bahkan suara nyamuk pun terdengar jelas malam itu.
Sretttt,,,srettt Krettt, terdengar suara seperti benda digesek didinding, suara
itu tertangkap jelas di telinga chanyeol.
“Hyeri
ah, kau kah itu?” tanya chanyeol celingukan, Srettt Srettt krettt, suara itu
kembali terdengar. Kali ini chanyeol tahu dari mana arah suara itu, ya, dari
arah belakang, di belokan pertama menuju lif, kini suara itu kian dekat,
chanyeol melihat siluet bayangan seperti manusia, membawa benda yang sepertinya
benda tajam, chanyeol melihat bayangan itu semakin mendekat dari arah ruang
sebelah yang lampunya telah padam.
“Hei
kau ini apa?” tanya chanyeol dengan mulut ternganga antara syok dan takut.
5
meter di depannya kini berdiri sosok itu, kulit muka pucat, mata merah bulat
dengan gigi kuning yang menyeringai, ia mengacung-acungkan benda di tangannya
yang berupa kapak besar yang sangat tajam, sosok itu melangkah maju perlahan
mendekati chanyeol.
“Hei,hei
jangan mendekat, aku mohon turunkan benda itu dari tanganmu”
“Arrghhh”
sosok itu menggeram pelan, pelan sekali.
“Hei
Hyeri ah, apa kau ingin mengerjaiku? Ini tidak lucu” teriak chanyeol
Chanyeol
tersungkur ke lantai karena sosok aneh itu berjalan cepat kearahnya sambil
mendorong tubuh chanyeol ke lantai. Tak menunggu lagi, sosok iitu berdiri, kini
dengan tumpuan lututnya, kini jaraknya dengan chenyeol tak sampai semeter.
Kapak itu pun mengayun pelan tapi pasti. CAPP,CratTT!! Tepat mengenai urat nadi
dileher chanyeol.
“AAAAaaa”
chanyeol mengerang, ia memegangi lehernya, darah keluar, keluar dengan sangat
deras. Sosok itu kini menghantamkan kapak ke kepala chanyeol pada sisi
tumpulnya,, membuat pria itu pingsan. Darahnya terus mengalir, hingga pria itu
menghembuskan nafas terakhirnya. Pembunuh itu lenyap kemudian.
**
Hyeri
berada dalam lift, ia merasa sangat lelah hari ini, melihat wajah chanyeol
pasti akan membuat hyeri ceria lagi. Tapi pikirannya itu segera menghilang
setelah ia melihat pemandangan di depan matanya.
“Andweeeee,,Chan,,Channyeolll!!!”
wajah hyeri terlihat sangat syok, ia langsung terduduk lemas.
**
Hyeri
segera beranjak dari tempat itu, ia berjalan terhuyung-huyung kembali kearah
lift untuk turun meminta bantuan, meninggalkan jasad tak berdaya itu sendiri
dilantai dua. Hyeri berjalan ke depan, dilihatnya satpam itu tertidur dan
bukannya berjaga. Hyeri bergegas menghubungi kakanya Jae in.
30
menit kemudian
Hyeri
terdiam sambil memandang jasad kekasihnya dikelilingi garis polisi, tak terasa
air matanya terjatuh membasahi pipi dan terjatuh ke bawah.
“Kurasa
ini ada kaitannya dengan kematian Tuan Kim “ gumam detektif polisi bernama kris
kepada rekannya sambil sekilas memandang hyeri mencoba bersimpatik.
“Hyeri
ah, ayo kita pulang, kau harus menenangkan diri dan istirahat” ujar jae in
lembut.
Sesampai
di rumah, Hyeri langsung menangis sejadinya, ia memeluk erat Jae in.
“Hyeri
sayang, aku tahu chanyeol itu pria yang sangat baik, tapi Tuhan punya alasan
untuk memanggilnya lebih cepat, kumohon janganlah terlalu bersedih” hibur Jae
in.
Terlihat
Luhan dan sehun yang ikut memandang iba dan bersimpatik pada hyeri, mereka
mendekat dan mencoba pula menghibur hyeri.
**
Seminggu
setelah kematian chanyeol, Hyeri belum sepenuhnya bisa melupakan pria yang
teramat dicintainya itu. Walau ia telah menyibukkan diri dengan pekerjaannya.
Polisi belum mampu mengungkap siapa pembunuhnya. Kris berkata pada hyeri ini
pembunuan berencana, tapi ia sedikit sulit mengidentifikasi pembunuhnya, tidak
ada sidik jari, tidak ada barang bukti, bahkan cctv mati saat pembunuhan terjadi
benar-benar kejahatan yang sangat rapi., tapi kris menduga bahwa pembunuhnya
pasti juga bekerja di Park industries dan mengetahui tentang sudut-sudut ruang
di gedung itu, termasuk ruang kontrol cctv.
Kini
hyeri duduk termangu di ruang kantornya, antara sedih dan takut, karena ia tahu
pembunuh itu masih berkeliaran dan mungkin juga nyawanya terancam. Sesaat
kemudian handphone nya berdering.
“yeoboseo,
ada apa Luhan oppa?”
“Hye
ri ah, apa kau sibuk, ini kan jam istirahat, ikutlah denganku untuk makan
siang” terdengar suara lembut nan riang diujung sana.
“Ah
aku tidak sibuk oppa, aku akan menemuimu di kantin, kau akan menraktirku kan?”
“Tentu”
ujar Luhan
Dikantin
Hyeri
melihat dari belakang Luhan duduk di meja nomor 13. Ia terlihat sangat tampan
dengan setelan jas hitam dengan kemeja abu-abu, rambutnya tersisir rapi dan
klimis. Ia menolehke arah Hyeri datang, senyuman manis merekah dibibirnya.
Tanpa aba-aba Hyeri pun duduk dihadapan lelaki itu, membalas senyumannya.
“Kau
pesankan aku makanan apa oppa ku sayang?” tanya hyeri dengan tampang lucunya.
“Pokoknya
makanan paling enak untuk tuan putri” ujar Luhan sambil tetap tersenyum.
“Hyeri
ah kau terlihat kembali menjadi Hyeri ku yang ceria, begitu donk, jangan
berlarut-larut dalam kesedihan, aku lebih suka hyeri yang cerian ini” sambung
Luhan
“Ya
Oppa aku akan berusaha melupakannya, walau aku benar-benar sangat merindukannya
sekarang!” ujar hyeri dengan ekspresi yang sedikit sedih
“Oh,,kenapa
kau jadi sedih lagi? Sudah lupakanlah chanyeol, kau harus kembali sebagai hyeri
yang tegar!”
“Terima
kasih oppa kau selalu menghiburku dan terimakasih atas kasih sayangmu!”ujar
hyeri
“Kau
tau hyeri, kasih sayangku padamu tak sekedar hanya kasih sayang biasa, aku
mencintaimu, layaknya seorang pria mencintai wanita, kita tak ada ikatan darah
tak bisakah kau membuka hatimu untukku?”tanya Luhan, kini wajahnya terlihat
serius.
“Tapi
oppa, aku masih belum bisa seutuhnya melupakan chanyeol, tolong berilah aku
waktu”
“
Oh tentu, mestinya kau membutuhkan waktu, tapi aku akan selalu menunggumu”
Belum
sempat hyeri menjawab “ Eh iya nanti aku ada lembur, kurasa aku tak bisa
mengantarmu, mungkin kau bisa pulang dengan jae in noona” ujar Luhan
“Tidak
apa,,mulai hari ini aku sidah membawa mobil sendiri, menyetir ku kan sudah
lancar sekarang hehe” jawab Hyeri dan Luhan menanggapinya dengan tetap
tersenyum, senyuman khas milik Luhan.
Tak
jauh dari meja mereka, seorang gadis meremas erat garpu dan sendok ditangannya,
mendengar pembicaraan antara Hyeri dan Luhan hatinya serasa hancur.
**
Sore
itu hyeri pulang lebih awal, pukul 16.00 ia ada janji bertemu dengan Kris di
kafe dekat kantornya. Detektif itu ingin membicarakan sesuatu hal dengan hyeri.
Sesampainya
di kafe,,Hyeri menghampiri lelaki yang
telah menunggunya, lagi-lagi dimeja bernomor 13 (ada apa dengan angka 13).
“Sore
Tuan” sapa hyeri
“Oh
sore nona Hyeri, eum agar lebih akrab sebaiknya kau panggil aku kris saja dan
silakan duduk” ujarnya sambil tersenyum, senyuman yang sedikit kaku.
Baru
kali ini Hyeri melihat polisi itu tersenyum. Senyumannya hangat walau sedikit
kaku, penampilannya sangat casual. Ia jauh terlihat lebih muda dengan celana
jeans dan jaket levis yang dikenakannya.
“baiklah,
kau juga bisa panggil aku Hyeri saja,,,,Kris” ujar Hyeri sambil membalas
senyuman Kris.
“sebelumnya
aku minta maaf karena dulu aku sempat menuduhmu, dan sekarang aku yakin kau
tidak bersalah, dan aku turut berduka cita atas kematian kekasihmu”ujaar Kris
“Tak
apa dan terimakasih, eum apa kau punya kabar terbaru terkait perkembangan kasus
ini?”
“ya
mungkin, tapi kurasa ini tak membantu, yang jelas si pelaku ini tahu jelas
tentang seluk beluk gedung itu terutama ruang CCTV” ujar kris
“Maksudmu?”
“Iya,
kemarin kami baru menemukan satu rekaman pada malam itu, sekitar pukul 23.15,
ada wajah bertopeng yang mendekat kamera, menyeringai, matanya bulat, rambutnya
jarang-jarang benar-benar wajah bertopeng yang sangat jelek, kemudian dia
berjalan memasuki ruang control cctv, lalu,,,semua kamera cctv mati, ia
mematikan seluruh sistemnya”.papar kris
“tak
terlihatkah wajah dibalik topeng itu, dia lelalki atau perempuan, apa tidak
terlihat jelas?”tanya hyeri.
“Tidak,
tapi kau tak perlu kawatir, tak lama lagi akan kuungkap, semoga dugaanku kali
ini tidak meleset” gumam kris pelan.
“maksud
anda? Siapa pelakunya?”
“Aku
akan memberi tahu mu segera, setelah aku cukup yakin dan ada bukti”ujar kris
mantap.
Pukul
23.00 malam itu,,
Hyeri
gelisah tak bisa tidur di kamarnya, bahkan ia bisa mendengar suara dengkuran
sehun, karena kamar mereka bersebelahan. Ia mengambil handphonenya menelpon
seorang sahabat.
“yoboseo”
terdengar sahutan di ujung sana.
“
Luna ya,,aku tak bisa tidur, aku ingin berbincang denganmu, bagaimana jika aku
ke rumahmu, aku ingin tidur di rumahmu saja”
“Hyeri
ah, sebenarnya aku sama sekali tak berkeberatan, tapi sekarang aku masih
dikantor, aku membantu atasanku” ujar luna
“oh
iya ya Luhan oppa kan lembur hari ini, jadi kau bersama Luhan oppa? Apa jae in
unnie masih dikantor juga? Soalnya dia juga belum pulang.
“Oh
mungkin,,kepala manajer juga lembur hari ini, aduh file nya mana sih?”gumam
luna
“Eh
kau sedang sibuk ya?”tanya hyeri
“Eum
iya, aku baru mencari berkas arsip yang direktur perlukan di rak arsip, tapi
tak ketemu-ketemu dari tadi, mana ruang penyimpanan arsip inisudah gelap”keluh
luna.
Rak-rak besi dalam ruangan itu tersusun rapi bahkan
seperti perpustakaan . tinggi rak-rak itu bisa mencapai 2 meter lebih, luna
sedikit kesulitan mengambil dokumen yang diperlukannya yang ada di rak paling
atas. Sambil tetap berbincang dengan Hyeri di telpon, ia berjalan ke arah
bangku di ujung ruang itu, agar ia dapat mengambil dokumen itu. Klok,,Klok hak
sepatunya terdengar nyaring di ruang itu, bahkan bergema. De sela langkahnya
Luna merasa ada hawa aneh di ruang itu, seperti ada orang lain di sana. Luna
mempercepat langkah untuk menggapai bangku itu.
“Luna apa kau berlari?nafasmu terdengar ngos-ngos
an?”tanya hyeri melalui ponselnya
“Hyeri a a aaku takuutt, sepertinya ada orang lain di
sini, kurasa ia ada di rak ujung sana” ujarnya lirih sekali tetapi masih
tertangkap di telinga hyeri.
“Apa? Aaadda orang lain? Cepatlah kau keluar dari sana
dan segera hubungi luhan oppa atau polisi! Cepat!!
Kini Luna mendengar langkah kaki , tanpa sepatu, tapi
terdengar langkah yang berat, terdengar pula rak-rak besi itu digesek oleh
sebuah benda, Krettt,,KretT, kini Luna yakin benar-benar ada orang lain di
ruang itu. Luna segera berlari ke arah pintu, tapi pintu itu cukup jauh untuk
dijangkaunya, Luna tetap berlari dan
sosok itu kini menampakkan wujudnya dengan topeng menyeramkan yang menempel di
wajahnya, ia mengangkat tinggi kapak yang digenggamnya, mengejar Luna.
“AAAaa Ssiappa kau? Menjauh-Menjauh!” Jerit Luna,
sambil melemparkan poselnya ke arah sosok itu.
“Luna! Luna! Ada apa? Halo? Halo?”suara hyeri
terdengar sangat panik di ujung sana.
Hyeri segera memutus hubungan dan menekan nomor Kris.
**
Kris mendapat telpon mendadak dari Hyeri di malam
ketika ia hendak pulang. Dikantornya,,sebagian besar orang telah pulang hanya
tinggal dia dan rekannya Tao. Kini kris memacu mobilnya, ia meredam sirine
mobilnya, dalam benaknya ia yakin pembunuh itu ada di gedung itu dan teman
Hyeri dalam bahaya. Ia melirik temannya Tao yang telah sigap memegang senjata
yang telah terisi penuh peluru.
Pukul 23.17
Kini Kris dan junho memasuki gedung itu menuju tempat
yang diberitahukan hyeri. Luna temannya dalam bahaya, mungkin Luhan dan Jaein
juga dalam bahaya. Kris bergegas, sekarang ia telah membuka ruang arsip itu,
tao juga bersikap waspada di belakangnya.
“Nona Luna, kau didalam?teriak Kris.
Baru 5 langkah ia benar benar terkejut dengan apa yang
dilihatnya. Sosok mayat wanita tergeletak tragis di lantai, perutnya
tercabik-cabik benda tajam, isi perutnya semua keluar. ‘Ya Tuhan pembunuh ini tak punya perasaan’ pikir Kris,
ia telah terlambat, ia menoleh ke rekannya.
“Tao ya,,Kita terlambat kali ini”ujar kris pada
rekannya, kini Kris ternganga terkejut.
JLEPPP!! Sebuah belati panjang menembus tubuh Tao dari
arah belakangnya, menembus jantungnya. Pemilik belati itu menarik belatinya dan
mendorong tubuh tak bernyawa itu ke lantai, dekat dengan mayat Luna. Sosok
bertopeng itu muncul lagi, ia tak lagi membawa kapaknya. Belati itu masih
berada ditangannya. Kris selangkah mundur sambil meraba saku pistolnya,
membidik dan meletupkannya ke arak sosok itu. Dorr,,Dorr dua meluru melayang
kosong ke udara, pembunuh itu denga cepat menunduk dan berlari cepat ke arah
kris, menerjang detektif itu. Belati di tangannya meluncur cepat ke dada Kris.
Detektif itu menjatuhkan pistolnya menahan belati itu agar tidak menusuk
terlalu dalam da ternyata tenaga Kris lebih kuat, kris mampu menarik belati itu
dan melemparnya.
“Hei siapa kau hah?!!”tanya kris terengah, ia berusaha
melepas topengnya, tapi sosok itu tak kalah gesit, ia dengan cepet menangkisnya
dengan keahlian beladiri yang dimilikinya. Ia berhasil mendorong Kris yang
sedang kesakitan hingga tersungkur dan berlari pergi. Kris segera berlari
terhuyung-huyung mengejarnya, tapi sosok itu menghilang, benar-benar seperti
hantu.
“Sial aku tak bisa menagkapnya malam ini!” gerutu Kris
sambil menahan sakit di dadanya.
Kris berjalan menyusuri lorong sambil tetap menekan
lukanya agar tak terlalu banyak darah yang keluar. Di depannya terlihat siluet
seorang perempuan, berlari kearahnya. Ia tidak sendiri, seorang pria berjalan di belakangnya kini mereka mendekati
kris.
“Kriss!!”teriak wanita itu, kini ia telah beriri di
hadapan kris.
“Ya Tuhan kau berdarah, apa kau baik-baik
saja?”tanyanya
“Aku tak apa, mian hyeri ah aku tak bisa menyelamatkan
nyawa temanmu”
“Maksudmu?” dimana Luna? Kau berhasil menangkap
pembunuhnya?”tanya hyeri kalut
Hyeri buru-buru berlari ke ruangarsip, tapi kris
buru-buru mencegahnya.
“Kumohon jangan masuk ke sana, dia telah tewas”ujar
kris
Sosok pria yang sedari tadi mendampingi hyeri membuka
suara “sudahlah Hyeri, aku yang salah karena menyuruhnya mencari arsip itu
sendirian, mianhe dan sebaiknya kita pulang dulu”
“Tidak Luhan Oppa, ini bukan salah siapa-siapa, hanya
pembunuh itu yang patut disalahkan, mana jae in unnie? !”
“Jae in noona sepertinya telah pulang duluan tadi jadi
syukurlah dia bisa selamat” ujar Luhan tenang.
“Tuan sebaiknya kau ke rumah sakit, perlukah saya
antarkan?”tawar Luhan
“Tidak perlu dan terimakasih” ujar kris sambil menatap
Luhan. Ia menilai ada sesuatu yang tidak beres pada lelaki dihadapannya itu.
TBC